"Sebelum mereka bertugas pasti mereka (para dubes) kesini mendengarkan (konsultasi). Karena ada beberapa yang tadi saya sampaikan. Soalnya aku juga sering keluar (negeri)," kata Risma usai pertemua di Balai Kota Surabaya, Rabu (30/1/2019).
Risma menambahkan, pertemuan dengan para duta besar (dubes) sendiri sudah menjadi agenda rutin. Dalam pertemuan itu para dubes akan menggali informasi mengenai potensi ekonomi daerah terutama produk andalan yang potensial untuk dipromosikan ke luar negeri.
"Jadi, teman-teman jangan membaca luar negeri itu masih pasar yang bagus. Kita kalau tidak hati-hati justru kita mohon maaf kita akan kalah dan itu kalau kita kalah banyak sekali. Karena kalau cost (biaya) yang kita keluarkan itu tidak murah," terang Risma.
Senada dengan Risma, Kepala Biro Hukum Administrasi Kementerian dan Perwakilan (AKP) Kemenlu Okto Dorinus Manik mengatakan
"Tujuan kami di sini untuk menggali potensi-potensi khususnya ekonomi yang ada di Jawa Timur dan Surabaya. Kami telah melakukan beberapa kunjungan khususnya ke industri-industri di Surabaya," beber Okto.
Tidak hanya industri, lanjut Okto, ia dan para dubes juga telah menemui hampir 100 pengusaha dari asosiasi di Jatim.
"Jadi, saya kira potensi itu akan kita kembangkan dan akan kita kerjasamakan lebih lanjut," tandasnya.
Berikiut nama-nama dubes dan konjen RI yang berkunjung ke Surabaya:
1. Abdul Kadir Jailani (Kanada)
2. Usra Hendra Harahap (Nigeria)
3. Julang Pujianto (Suriname)
4. Chandra Widya Yudha (Serbia)
5. Berlian Napitupulu (Korea Utara)
6. Hajriyanto Thohari [Lebanon)
7. Cheppy Wartono (Mexico)
8. Arrmanatha Nasir (Perancis)
9. Andriana Supandy (Papua Nugini)
10. Abdurrahman Dimas Wahab (Hongaria)
11. Siti Nugraha Mauludiah (Polandia)
12. Al Busya Basnur (Ethiopia)
13. Wajid Fauzi (Syria)
14. Saud Purwanto Krisnawan (Los Angeles - AS) (bdh/bdh)