Anak-anak di Pelabuhan Ketapang Menantang Maut Berburu Uang Logam

Anak-anak di Pelabuhan Ketapang Menantang Maut Berburu Uang Logam

Ardian Fanani - detikNews
Senin, 14 Jan 2019 08:10 WIB
Foto: Ardian Fanani
Banyuwangi - Satria (12) mencoba menantang maut dengan mengambil uang yang dilempar penumpang kapal. Dengan lihai dia terjun ke laut, kemudian menyelam mengambil uang koin yang sengaja dijatuhkan oleh penumpang.

Satria salah satu anak yang mencari uang logam. Mencari uang di Pelabuhan ASDP Ketapang tak hanya didominasi pedagang asongan, namun juga anak logam. Anak logam itu seorang anak usia di bawah 14 tahun, yang mencari uang koin yang dilempar penumpang.

Puluhan anak kecil berenang di pinggir dermaga dan kapal, yang melintas di Selat Bali. Memang berbahaya, namun hal tersebut tetap dilakukan anak-anak meski dilarang pihak PT Indonesia Ferry ASDP Ketapang.

"Tidak susah mengambil uang logam. Kan masih ngambang di laut. Jatuhnya pelan ke dasar laut. Kalau sudah jatuh ke dalam laut tidak berani," kata Satria kepada detikcom, Senin (43/1/2019).

Foto: Ardian Fanani

Satria mengaku, mendapat berkah dengan banyaknya penumpang kapal yang menyeberang di lintas selat bali ini. Sebab, penghasilannya dari melogam di nilai cukup banyak. Tapi, jika yang melogam lebih banyak, terkadang hasil yang dibawanya lebih sedikit dibandingkan dengan hari libur.

"Jika di hari biasa saya dapat Rp 30 ribuan. Tapi kalau di musim liburan, bisa dapat uang hingga Rp 50.000 setiap hari," papar bocah yang mengaku sejak TK menjadi anak logam ini.

Dirinya mengaku tak takut dengan bahaya saat kapal sandar. Terkadang, beberapa penumpang kapal memberikan uang lebih banyak, untuk atraksi terjunnya dari atas kapal atau dermaga.

"Uangnya untuk beli buku dan uang saku sekolah. Melogam ini saya lakukan jika tidak dilarang petugas keamanan pelabuhan," pungkasnya.

Foto: Ardian Fanani

Sementara Purwanto, salah satu penumpang mengaku aktivitas anak logam di Pelabuhan ASDP Ketapang merupakan hiburan baginya saat jenuh menunggu penyebrangan. Diakuinya apa yang dilakukan mereka sangat berbahaya bagi para anak logam.

"Ya saya akui itu berbahaya. Besok lagi tidak saya lakukan. Ini tadi iseng untuk mengisi waktu setelah lama menyeberang," katanya.

Sementara General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang-Gilimanuk, Captain Solikin mengatakan, pihaknya sudah mengeluarkan pelarangan adanya anak logam maupun para PKL yang berkeliaran di area pelabuhan sejak 4 bulan lalu.

"Kawasan Pelabuhan harus steril dari aktifitas anak logam dan para pedagang hingga di area Zona C, atau di wilayah jalur penumpang kapal," ungkap Solikin.

"Kami sudah punya aparat pengamanan yang melakukan penjagaan di area pelabuhan, tapi rupanya anak anak logam itu masih bisa lolos masuk ke area pelabuhan," pungkasnya. (fat/fat)