Salah satunya yakni mengantisipasi kemacetan dampak yang timbul dari adanya exit tol dan bandara. Sebab, Kota Kediri merupakan pusat dari daerah-daerah di sekitarnya.
Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar mengaku berencana membangun ring road dalam kota. Ini mengantisipasi kendaraan yang datang dari Kabupaten Tulungagung, Blitar, Surabaya maupun Nganjuk.
"Kita sudah merencanakan membangun ring road dalam kota namun ini harus lintas daerah dan lembaga. Yang telah kita wujudkan adalah pembangunan jembatan Brawijaya dan ATCS di Dinas Perhubungan Kota Kediri. Kita juga lakukan revisi RT RW untuk membuat jalan baru agar kemacetan di daerah Mrican serta relokasi Pasar Mrican," kata wali kota yang akrab dipanggil Mas Abu saat Kediri Infrastructure Diacussion, Kamis (10/1/2019).
Selain membangun ring road, jelas dia, Selain itu pihaknya membangun Jembatan Brawijaya, implementasi teknologi informasi, serta revisi RT RW Kota Kediri.
Sementara Ahli Transportasi Universitas Brawijaya (UB), Achmad Wicaksono mengharapkan agar Pemkot Kediri segera meminta bantuan Pemprov Jatim terkait Master Plan Transportasi untuk Kediri raya, Tulungagung, Blitar, Trenggalek dan Nganjuk. Seperti yang pernah dilakukan Pemkot Malang saat mengatasi kemacetan dan tansportasi umumnya.
"Yang penting dan urgent saat ini Pemkot Kediri segera meminta bntuan Provinsi Jawa Timur terkait Master Plan Transportasi untu wilayah Kediri raya. Karena ini menyangkut antar wilayah," jelas Achmad.
Achmad menambahkan berdasar informasi yang diterima, bandara akan mulai dibangun Maret 2019 hingga 2021. Sedangkan untuk exit tol masih menunggu pembebasan lahan 2019 dan akan dibangun tahun 2021 mendatang. Karena masih lama, Pemkot Kediri bisa mempersiapkan infrastrukturnya.
"Informasi yang saya dapat ini tadi, bandara akan groundbreaking Maret tahun 2019 selesai tahun 2021. Sedangkan exit tol masih pembebasan lahan 2019 dan pembngunan tahun 2021," pungkas Achmad. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini