Penampakannya pun terbilang jarang, namun bangau bernama latin Mycteria cinereadi itu akhirnya berhasil diabadikan oleh komunitas fotografer alam liar yang beranggotakan Djoko Prasetio, Hendra P, Uuk, Sol, Inung dan Zulkarnaen baru-baru ini.
Penampakan pertama terjadi sekitar bulan April 2018 lalu. Para fotografer ini sempat mengabadikan Bangau Bluwok sebanyak 4 ekor di pesisir Desa Penambangan, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo.
Namun momen langka itu kembali terjadi pada tanggal 6 Januari 2019. Hanya saja, berbeda dengan tahun sebelumnya, jumlah Bangau Bluwok yang berhasil diabadikan sebanyak 6 ekor.
Dari koloni Bangau Bluwok itu, 4 di antaranya sudah berusia lanjut dan 2 lainnya masih muda. Itu bisa dilihat dari tinggi Bangau Bluwok muda yang berkisar 40 cm, sedangkan 4 lainnya berkisar 92-97 cm.
Salah satu anggota tim fotografer alam liar, Hendra mengatakan, Bangau Bluwok yang berhasil tertangkap kamera tengah mencari makan di areal tambak yang berada di pesisir Desa Penambangan, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo.
![]() |
Untuk dapat menangkap momen langka itu, komunitasnya sengaja menyamar menggunakan jaring kamuflase.
"Agar bisa menangkap objek secara jelas, kita pakai lensa 150-400 meter mas dan jarak idealnya 30 meter agar objek tidak terganggu dan kabur," terang Hendra kepada detikcom, Jumat (11/1/2019).
Sementara itu menurut Kasi Konservasi BKSDA Wilayah 6 Probolinggo, Mamat Ruhimat, Bangau Bluwok merupakan hewan endemik yang berasal dari Sumatera. Namun hewan ini diketahui kerap bermigrasi.
Kendati demikian, hewan yang termasuk dilindungi ini memang sering terpantau di daerah pesisir Kabupaten Probolinggo. Ia pun mengimbau bila masyarakat menemui bangau-bangau ini maka alangkah baiknya tidak mengganggu, apalagi menangkapnya.
"Dari pantauan kami memang ada Bangau Bluwok yang migrasi ke pesisir Probolinggo. Dimungkinkan mereka kesini, lantaran kondisi lingkungan yang mirip tempat tinggal asalnya. Ataupun di wilayah Probolinggo sumber makanannya tercukupi," jelasnya terpisah. (lll/lll)