Rawan Gempa-Tsunami, Pesisir Malang Hanya Punya Sirine Manual

Rawan Gempa-Tsunami, Pesisir Malang Hanya Punya Sirine Manual

Muhammad Aminudin - detikNews
Rabu, 09 Jan 2019 10:27 WIB
Pemasangan papan penanda daerah rawan tsunami. (Foto: Istimewa)
Malang - Pesisir selatan Kabupaten Malang termasuk ke dalam peta daerah rawan bencana gempa dan tsunami. Namun wilayah ini hanya dilengkapi sirine manual dan papan imbauan untuk pencegahan adanya dampak bencana tsunami.

Sirine itu juga dipercayakan BPBD Kabupaten Malang kepada warga setempat untuk dibunyikan ketika tanda bencana terjadi.

"Sirine dibawa oleh warga yang kami percaya bisa bertanggung jawab dan siap membunyikan ketika ada gempa lebih dari satu menit. Bukan semata menunggu informasi dari BMKG. Karena jika ada kendala teknis, tentunya informasi tersebut tak teralirkan kepada masyarakat di lokasi," ungkap Kepala BPBD Kabupaten Malang Bambang Istiawan kepada detikcom, Rabu (9/1/2019).


Dijelaskan Bambang, ada 38 sirine manual yang dibagikan kepada warga yang dipercaya untuk mengoperasikan ketika bencana terjadi di sepanjang 117 kilometer bibir pantai di Malang selatan.

Penyebaran sirine ini sendiri berada di sepanjang pesisir selatan mulai Ampelgading (timur) hingga wilayah barat yang berbatasan dengan Kabupaten Blitar, yaitu Donomulyo.

"Kami ada 38 sirine manual yang sudah dibagikan. Kita inginkan sebenarnya dipasang di suatu tempat, dikaca begitu. Tetapi ada pertimbangan lain, apakah aman dan tidak. Makanya kita pasrahkan kepada warga yang memang memiliki kepedulian membantu mendeteksi secara dini dampak dari bencana gempa maupun tsunami," ujar Bambang.

Rawan Gempa-Tsunami, Pesisir Malang Hanya Punya Sirine ManualSirine manual. (Foto: Istimewa)

Menurut Bambang, sirine tersebut bisa berbunyi dengan cara diputar menggunakan tangan. Suara yang dikeluarkan mampu menjangkau hingga radius 2 kilometer. "Radius cukup jauh, apalagi jika malam hari," terang Bambang.

Sirine manual ini pun menjadi satu-satunya alat yang bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi dini adanya tsunami atau mencegah dampak yang bisa mengakibatkan jatuh korban.

"Karena early warning system itu sangat mahal. Jangankan itu, yang punya BMKG buoy yang dimiliki BMKG sudah banyak yang rusak. Untuk pesisir Malang selatan belum pernah dipasang. Untuk sementara acuan ikut Pantai Panggandaran, Jawa Barat," sebut Bambang.


Hal lain yang disesalkan Bambang adalah papan imbauan bahaya tsunami yang dipasang di sepanjang bibir pantai Malang selatan, sudah banyak yang dirusak.

Entah alasan apa yang mendasari orang-orang tak bertanggung jawab melakukan pengrusakan. "Ada yang bilang mereka takut usahanya sepi, karena papan itu. Dengan menurunnya jumlah pengunjung wisata. Makanya kemarin kita memilih untuk membagikan sirine manual sebagai pengganti," papar Bambang.

Sosialisasi secara kontinyu juga digelar BPBD bersama BMKG kepada masyarakat yang beraktivitas dan bermukim dekat pantai. "Sosialisasi terus, bersama BMKG kita lakukan," pungkasnya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.