"Pertama ada suasana yang mengkhawatirkan yang mengganggu integrasi bangsa, kedua memang berbagai prediksi dari BMKG ada letupan-letupan erupsi. Lalu ada gempa dan kemungkinan erupsi (gunung) Anak Krakatau itu masih kelihatan, kemungkinan masih ada erupsi kembali," kata Khofifah usai menghadiri acara Maulidur Rosul dan Doa untuk Keselamatan Bangsa di Jatim Expo, Minggu (30/12/2018).
Selain fenomena alam, Khofifah juga menyoroti fenomena media sosial yang telah menjadi bagian distorsi sosial. Dia menilai distorsi tersebut bisa menjadi pintu masuk perpecahan bangsa saat ini.
"Saat ini saya lihat banyak masyarakat yang mendapatkan informasi-informasi yang tidak sempat diklarifikasi. Mereka tidak sempat saring dan sharing," tegas Khofifah.
"Saya mengajak komunitas muslimat mari kita terus mendoakan supaya bangsa ini dijauhkan dari perpecahan, supaya bangsa ini dijauhkan dari musibah-musibah, baik bencana alam maupun kemungkinan besar distorsi sosial yang mengganggu integrasi bangsa," lanjutnya.
Menurut Khofifah, antisipasi yang lain yang perlu dilakukan adalah dengan pendekatan secara religius dan terus memohon kepada Allah. Karena dengan hal itu seseorang akan lebih tenang dan tenteram. Hal itu yang kini sedang digencarkan oleh jajaran pengurus Muslimat NU.
"Tugas muslimat sebagai (penjaga) norma sosial keagamaan tentu berbeda dengan polisi tentu berbeda dengan TNI, berbeda dengan ASN. Nah karena hal itu, kita ingin menjadi bagian dari ikhtiar ikhtiar itu baik di tingkat kelompok desa, kabupaten dan kota maupun tingkat provinsi," imbuh Khofifah.
"Kita bahkan sudah membuat surat edaran di seluruh Indonesia bahwa masing-masing warga muslimat (mengamalkan) membaca surat Al-ikhlas 100 kali setiap hari," tandas Khofifah.
Simak Juga 'Tolak Masuk TKD Jokowi, Khofifah Punya Strategi Lebih Mumpuni':
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini