Jalur ekstrem ini menghubungkan Kecamatan Pacet, Mojokerto dengan Cangar, Kota Batu. Jalan provinsi ini banyak dilalui wisatawan, khususnya saat musim liburan tiba. Tak terkecuali libur akhir tahun seperti saat ini.
Selain mempersingkat waktu tempuh Mojokerto-Batu, jalur ini juga menjadi akses ke sejumlah objek wisata. Mulai dari wisata air panas Padusan, air terjun Coban Canggu, pusat kuliner nasi jagung Desa Sendi, air terjun Watu Ondo, hingga pemandian air panas Cangar.
Namun, panjangnya turunan curam dari arah Cangar, Kota Batu membuat jalur ini terkenal ekstrem. Sudah tidak terhitung kendaraan wisatawan yang mengalami rem blong di turunan sepanjang 4 Km tersebut. Penyebabnya tak lain terbakarnya sistem pengereman akibat digunakan secara terus menerus untuk menahan laju kendaraan.
"Pada hari libur kami biasa menghentikan paksa lebih dari 100 mobil di jalur Cangar-Pacet. Itu belum sepeda motor," kata Ketua Komunitas Relawan Welirang Nuruddiyan Kholiq kepada detikcom, Minggu (30/12/2018).
Pria yang akrab disapa Delta ini hanya satu dari banyak relawan yang peduli dengan keselamatan pengendara di jalur tengkorak Cangar-Pacet. Mereka terjun ke lokasi untuk meneriaki para pengendara supaya mengistirahatkan kendaraannya di sejumlah titik. Tujuannya supaya sistem pengereman kembali dingin sehingga tidak sampai terbakar.
Bahaya rem blong di jalur ekstrem ini tidak bisa lagi diremehkan. Menurut dia, terjadi 3-5 kali kecelakaan dalam sehari pada libur akhir pekan. Kendaraan yang mengalami rem blong akhirnya menghatam tebing atau bahkan terjun ke jurang.
Jumlah kecelakaan akibat rem blong meningkat tajam saat libur panjang. Itu seiring membludaknya wisatawan yang melalui jalur Cangar-Pacet.
"Libur Natal dan tahun baru tahun lalu pernah sampai 30 kecelakaan sehari. Teman-teman relawan sampai pulang tengah malam menunggu jalur sepi," ungkap Delta.
Kecelakaan tunggal di jalur ini hanya segelintir yang didata oleh polisi. Kasat Lantas Polres Mojokerto AKP Bobby Zulfikar menuturkan, sepanjang tahun 2018 terjadi 8 kecelakaan yang cukup fatal di jalur tengkorak (Black Link) Cangar-Pacet.
"Korban meninggal dunia 5 orang, luka berat 3 orang, serta 13 orang luka ringan," terangnya.
Keberadaan 2 jalur penyelamat di jalur ini rupanya hanya mampu menekan fatalitas korban kecelakaan. Kedua jalur tersebut berada di wilayah Gotekan, Desa/Kecamatan Pacet. Kendaraan rem blong bakal tertahan lajunya oleh tumpukan jerami yang dipasang di jalur penyelamat.
Sementara potensi rem blong harus diantisipasi para pengendara. Bobby mengimbau para pengendara agar selalu menggunakan gigi perseneleng 1 saat melintas di turunan ekstrem Cangar-Pacet.
Dengan begitu, laju kendaraan tak terlalu kencang sehingga tak terus menerus mengandalkan rem. Sementara kendaraan matic diimbau sesering mungkin berhenti untuk memulihkan sistem pengereman.
"Jangan lupa memastikan kendaraan dalam kondisi prima. Juga manfaatkan tempat-tempat peristirahatan untuk mendinginkan sistem pengereman," tandasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini