"Akan lebih elok, untuk tidak euforia dalam merayakan pergantian tahun. Kita tahu, bahwa saudara-saudara kita di provinsi lain (Lampung dan Banten) sedang ditimpa musibah," ucap Wali Kota Malang Sutiaji pada detikcom, Sabtu (29/12/2018).
Keputusan mengajak tak berpesta pora merayakan Tahun Baru sudah dikeluarkan Pemkot Malang bersama dengan perayaan Natal 25 Desember 2018 lalu.
Pengelola hotel, restoran, tempat makan dan wisata diharapkan tidak menggelar pesta tahun baru. Indonesia tengah dilanda musibah gempa dan tsunami menjadi landasan, agar perayaan digelar sesederhana mungkin.
"Kalau memang mau di rayakan sederhana saja. Jangan sampai saudara-saudara kita diluar daerah bersedih, kita disini justru bersenang-senang atau berlebihan dalam merayakan tahun baru," beber Sutiaji dalam sambungan telpon, Sabtu sore.
Pertimbangan lainnya, lanjut Sutiaji, adalah pergantian tahun masuk sudah pada agenda politik nasional dengan akan berlangsung Pilpres dan Pileg.
Jangan sampai, kata dia, mobilisasi massa atau hadirnya massa di event pergantian tahun dimanfaatkan atau ditunggangi.
"Kita juga tahu ini tahun politik, kerawanan akan ditunggangi oleh kepentingan politik pada momen perayaan akhir tahun, dimana yang banyak melibatkan massa. Kami ingin juga menghindari hal itu, supaya tak terjadi persoalan," tegas Sutiaji.
Sutiaji mengaku, di malam tahun baru bersama Forkopimda akan melakukan roadshow di lima kecamatan, sekaligus memantau langsung pengamanan dan kenyamanan masyarakat di pergantian tahun.
"Kami bersama Forkopimda akan keliling ke kecamatan-kecamatan menggelar doa bersama, dan renungan akhir tahun," ungkap mantan Wakil Wali Kota Malang ini. (fat/fat)











































