"Benar, surat sudah saya serahkan ke wali kota agar secepatnya ditandatangani dan disetujui terhitung nanti tanggal 31 Januari," kata Teguh saat dikonfirmasi detikcom melalui sambungan telepon, Sabtu (29/12/2018).
Menurut Teguh, sesuai aturan dan etika pengunduran diri, harus dilakukan sejak sebulan sebelumnya. Selain itu, pengunduran diri harus menunggu laporan keuangan rampung di akhir tahun diaudit.
"Nah, kenapa harus menunggu sampai 31 Januari. Karena memang lazimnya pengunduran diri sebulan sebelumnya," ujar Teguh.
"Saya juga ingin kejelasan audit atas kinerja kita sehingga kita bisa membudayakan tata tata kelola secara benar punya tanggungan atau nggak," lanjutnya.
Lalu apa alasannya mengundurkan diri? Teguh menjelaskan, pengunduran dirinya sebenarnya tidak ingin dibuat gaduh dan ramai. Tapi karena sudah tersiar di publik, dirinya hanya pasrah.
"Sudah keburu dibocorkan sama direktur keuangan. Terus banyak media yang konfirmasi. Saya harus jawab bagaimana, kan tidak mungkin saya berbohong. Sebenarnya kan tidak elok wong Bu Risma belum memastikan kok sudah koar-koar nanti dikira saya bargaining atau apa," beber Teguh.
Sedangkan untuk alasannya, Teguh menyebut sudah tidak ada kecocokan dan persamaan persepsi antara direktur utama dan badan pengawas.
"Kalau tidak ada persamaan saya tidak bisa menjalankan amanah wali kota. Kalau tidak bisa menjalankan lebih baik saya mundur. Ini juga sebagai bentuk pertanggungjawaban kalau saya tidak bisa bekerja, ya saya lebih baik mundur," tegas Teguh.
Teguh juga menepis kabar yang menyebutkan bahwa pengunduran dirinya bukan karena ada tawaran jabatan lain. Ia menyebut sebagai kabar hoax dan tak perlu ditanggapi.
"Hoax itu kalau saya dikaitkan tawaran jabatan. Itu kan merusak esensi pemgunduran diri saya. Nanti kalau sudah resmi mundur saya mau buka warung kopi saja," kelakar Teguh. (fat/fat)