Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung, Didik Eka, mengatakan selama periode Januari-Desember 2018 jumlah penderita demam berdarah mencapai 545 jiwa. Sedangkan tahun 2017, hanya 128 penderita.
"Untuk tahun ini jumlah penderita yang meninggal dunia enam orang, sedangkan tahun lalu empat orang. Meskipun mengalami kenaikan, ini masih dalam kategori wajar dan belum dinyatakan KLB (kejadian luar biasa)," kata Didik Eka, Jumat (28/12/2018).
Dari data di Dinkes Tulungagung selama 12 bulan terakhir angka tertinggi penderita DB terjadi pada November yakni sebanyak 94 kasus. Sedangkan bulan Oktober 80 kasus. Tren peningkatan penderita DB dipengaruhi faktor cuaca dan tingkat kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
"2017 Memang lebih angkanya rendah, karena curah hujan yang terjadi juga sangat rendah," ujarnya.
Menurutnya, para penderita DB yang meninggal dunia 70 persen di antaranya adalah anak-anak. Sedangkan 30 persen sisanya telah berusia dewasa.
Didik menambahkan, kasus kematian penderita DB tersebut juga dipengaruhi kesigapan keluarga untuk memantau dan membawa penderita ke rumah sakit maupun pusat layanan kesehatan lainnya.
"Demam berdarah itu grafiknya seperti pelana kuda, jadi biasanya pada saat tiga atau empat hari setelah dirawat panasnya turun dan pulang. Terkadang setelah itu terjadi peningkatan panas lagi, nah itulah fase yang bahaya," imbuhnya.
Pihaknya mengimbau keluarga pasien untuk selalu memantau perkembangan kondisi panas maupun fisik penderita. Selain itu mematuhi saran yang telah diberikan oleh dokter.
"Kalau dokter meminta untuk cek ulang, maka ya harus cek ulang, meskipun kondisi panasnya sudah turun," imbuhnya.
Kata Didik di wilayahnya terdapat empat kecamatan yang menjadi endemis demam berdarah yakni Kecamatan Tulungagung, Kedungwaru, Boyolangu dan Kecamatan Ngantru.
"Endemis ini dipengaruhi karena masyarakatnya kurang sadar terhadap PSN (pemberantasan sarang nyamuk), bisa juga dipengaruhi oleh tingkat mobilitas penduduk yang tinggi, dia digigit dari luar daerah kemudian membawa penyakitnya itu ke Tulungagung," kata Didik. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini