Tak hanya itu, banjir dari luapan 4 sungai ini juga membuat sumur warga keruh sehingga tidak layak dikonsumsi. Akibatnya warga kekurangan akses air bersih.
"Sumur warga keruh. Tidak bisa digunakan, sehingga kami membutuhkan air bersih," ungkap salah satu warga, Teguh Budiarman (47) kepada detikcom, Senin (24/12/2018).
Warga lain juga mengeluhkan kondisi kesehatan mereka yang mulai terganggu akibat lama beraktivitas di atas genangan.
"Warga membutuhkan obat-obatan karena mulai terserang gatal-gatal di bagian kaki," timpal Mardiah (45).
Foto: Nur Hadi Wicaksono |
Namun banjir yang dimulai sejak hari Minggu (23/12) malam itu dikabarkan sudah mulai surut. Ketinggian air yang sebelumnya mencapai 50 cm hingga 1 meter, kini tinggal 30-40 cm saja.
"Banjir mulai surut di beberapa titik. Tinggal yang parah Dusun Wungurejo Desa Sidorejo yang ketinggian airnya masih 1-1,5 meter dan Dusun Persil Desa Rowokangkung dengan ketinggian 1 meter," ujar Plt Sekretaris BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi secara terpisah.
Pihaknya juga telah mendirikan Posko Tanggap Siaga Banjir di sekitar lokasi dan membagikan bantuan kepada para korban.
"Kita sudah memberikan bantuan makanan berupa nasi bungkus, selimut, makanan bayi, air mineral, dan Dinas Kesehatan Kab. Lumajang juga sudah membuka posko kesehatan bagi korban banjir," paparnya.
Diberitakan sebelumnya, ribuan rumah warga di Desa Sidorejo dan Desa Rowokangkung, Kecamatan Rowokangkung terendam air dari empat sungai yang meluap, di antaranya Sungai Menjangan Mati, Sungai Aftur 12, Sungai Aftur 16 dan Sungai Banter.
Selain itu, banjir juga disebabkan oleh tanggul di Sungai Aftur 12 yang jebol selebar 2,5 meter usai hujan deras mengguyur sejak hari Sabtu (22/12/2018).
Simak juga video 'Prihatin Korban Tsunami, Ma'ruf Amin: Saya Orang Banten':
(lll/lll)












































Foto: Nur Hadi Wicaksono