"Mereka profesinya rata-rata sebagai model dan SPG. Umurnya masih sekitar 25 tahunan. Saya kenal mereka di komunitas fotografer," ujar Bobby kepada polisi di Polrestabes Surabaya, Selasa (18/12/2018).
'Anak buah'-nya tersebut, kata Bobby, ada di sejumlah daerah, seperti Surabaya, Madiun, Solo, dan Jogja. Jadi Bobby bisa menerima order dari pria hidung belang di mana 'anak buah'-nya berada. Sang muncikari ini memasang tarif Rp 1-2 juta.
"Sekali pakai tarifnya segitu untuk short time," kata Bobby.
Dalam sehari, Bobby bisa bertransaksi lebih dari satu kali. Semuanya dilakukan secara online. Dari pesan pribadi di Instagram, transaksi lalu berlanjut via WhatsApp.
"Dalam sehari bisa 1 sampai 2 pelanggan yang saya layani. Permintaan terbanyak di kota saya, yakni Madiun. Mereka yang tertarik langsung saya kirimi berbagai foto. Kebanyakan yang booking kenalnya dari teman ke teman," tandas Bobby.
Polisi sendiri telah mengintai Bobby selama dua bulan terakhir. Bobby akhirnya dapat diringkus di sebuah hotel di kawasan Pandegiling. Bobby, yang merupakan sopir dan fotografer, mengaku sudah menjalankan praktik prostitusi online ini selama 2 tahun. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini