Hal ini diakui Jarot Siswanto, salah satu peternak asal Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben. Hari ini ia hanya bisa menjual telur ke pengepul seharga Rp 21.600/kg. Padahal untuk bisa menutup ongkos produksi, ia harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 21.700.
"Angka itu dihitung dari kalkulasi 3,5 kali harga pakan. Nah hari ini harga pakan ayam Rp 6.200 per kg, jadi bisa nutup ongkos produksi itu kalau harga telur Rp 21.700/kg," ulasnya saat berbincang dengan detikcom di kandang miliknya, Rabu (12/12/2018).
Peternak yang mempunyai 6.000 ekor ayam ini mengaku kesulitan mendapatkan stok pakan, terutama jagung. Jarot selalu membeli jagung di pasar tradisional dengan harga Rp 5.800 per kg, sedangkan pakan konsentrat juga terus mengalami kenaikan yang signifikan.
"Sentrat itu tiap bulan naik. Kalau bulan kemarin masih Rp 321.000 sekarang sudah Rp 382.500. Makin susah peternak kecil macam saya bertahan. Ini masuk musim hujan beberapa teman juga mengeluh produksinya drop," ungkapnya.
Kementerian Pertanian sebenarnya telah memberikan solusi untuk masalah pakan, dengan menggelontorkan jagung pinjaman dari integrator seharga Rp 4.000 per kg. Namun Jarot mengaku tidak mengetahui informasi tersebut. Apakah Jarot tidak masuk sebagai anggota koperasi dan serikat peternak ayam Blitar?
"Nggak mbak, malu kumpul-kumpul peternak besar itu. Saya dan sebagian teman itu ayamnya di bawah 10 ribu. Jarang yang ikut organisasi macam-macam itu," kilahnya.
![]() |
Menanggapi keluhan Jarot ini, Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Blitar Sukarman, memintanya segera bergabung sebagai anggota. Hal ini karena banyak bantuan pemerintah yang penyalurannya diprioritaskan bagi peternak rakyat.
Selain itu, anggota asosiasi juga punya posisi bargain yang kuat untuk menentukan harga telur di pasaran sehingga kerugian di kalangan peternak dapat diminimalisir.
"Bantuan pemerintah pusat itu disalurkan melalui tiga asosiasi peternak yakni PPRN, Pinsar dan PPN. Sekarang sini (Blitar) juga ada koperasi. Seperti bantuan jagung itu kami dapat harga Rp 4.000 per kg. Ini tentu sangat membantu kami bertahan. Makanya saya imbau, semua peternak itu nggak usah malu bergabung di asosiasi atau koperasi biar lebih mudah dikoordinir kalau ada bantuan pemerintah," kata Sukarman secara terpisah.
Sukarman menambahkan, dari hampir 5.000 peternak ayam di Blitar, baru 350 orang yang berserikat. Diakui Sukarman, mereka biasanya malu bergabung karena jumlah populasi ternaknya sekitar 5.000 ekor.
"Ini lho semalam jagung pinjaman dari integrator sudah datang lagi 564 ton. Sepekan lagi, jagung impor juga datang. Harganya hanya Rp 4.000 per kg curah. Biar nggak banyak ongkos ambilnya di Surabaya. Kita ambil bersama anggota asosiasi dalam jumlah banyak sekalian," paparnya.
Sukarman juga menegaskan jagung bantuan pemerintah tidak hanya diperuntukkan bagi anggota asosiasi saja. Semua peternak berhak menerima dengan harga sama, yaitu Rp 4000 per kg. Hanya saja untuk peternak di luar anggota asosiasi harus menyertakan surat pernyataan bermaterai yang berisi tidak akan menjual lagi jagung tersebut.
"Semua berhak dapat. Syaratnya, bikin surat pernyataan tidak akan menjual lagi. Ini untuk menghindari diambil bakul. Makanya bersama Dinas Peternakan dan tim surveyor, kami teliti menverifikasi identitas dan lokasi kandangnya. Wes to, luweh penak mlebu asosiasi ae, ora ribet nguruse," pungkasnya mengimbau. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini