Mereka juga menggelar diskusi mencegah dan mendeteksi dini HIV/AIDS. Dosen FK Unair dan juga Anggota Perdoski, dr Afif Nurul Hidayat mengatakan angka infeksi HIV/AIDS di dunia semakin meningkat termasuk di negara berkembang.
"Penderita HIV di Jatim mulai April-Juni 2018 meningkat. Tercatat dari data yang dirilis Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Jatim sebanyak 1.636 orang," kata dr Afif saat Talk Show di CGV Blitz Marvel City Mall, Sabtu (2/12/2018).
Namun Jawa Timur masih masuk dalam katergori terkonsentrasi. "Artinya tinggi di populasi kunci atau popoluasi berisiko tinggi. Tetapi populasi umum masih di bawah 1 persen. Kalau di Papua itu lebih tinggi lebih dari 5 persen," ungkap Afif.
Sementara data yang dirilis pada Oktober 2018 Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, jumlah penderita HIV pada bulan April hingga Juni 2018 dilaporkan sebanyak 10.830 orang. Sedangkan AIDS sebanyam 1.864 orang," tambahnya.
Dia mengatakan Afif, faktor risiko terbanyak hubungan seks dan penggunaan alat suntik tidak steril.
"Faktor terbanyak yakni hubungan seks yang berisiko (heteroseksual 20% dan homo seksual 19%) serta pengguna alat suntik yang tidak steril mencapai 2%" ujar Afif.
Afif menyebut ibu rumah tangga di Indonesia juga berisko tinggi tertular HIV/AIDS. Selain itu, HIV/ AIDS di kalangan LGBT juga meningkat.
"Karena ibu rumah tangga lebih berisiko terluar dari pasangannya. Karena mereka banyak kurang tahu dan sadar kalau pasangannya menderita HIV/AIDS," ujarnya.
Untuk itu, Afif menyarankan sebelum melakukan pernikahan harus melakukan pengecekan sejak dini.
"Makanyan pasangan sekarang harus open. Apalagi tahun ini tema di dunia ada 'Know Your Status'. Misalnya kalau orang-orang yang tahu statusnya kan bisa distop. Jika dengan berisiko tinggi bisa mendapatkan pengobatan atau terapi yang tepat. Pendekteksiannya juga bisa dilakukan di puskesmas ataupun rumah sakit biayanya juga tidak mahal," tandasnya. (fat/fat)