Sejumlah keluarga dan warga hari ini melakukan gotong royong membersihkan material longsor yang menimpa rumah Seni dan Sukarti, di Dusun Jengglik, Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan. Dengan peralatan seadanya warga menggali sedikit demi sedikit tanah yang ambrol dari tebing setinggi 20 meter di belakang rumahnya.
Hantaman longsor meratakan dapur dan kamar serta tembok bagian belakang. Saat ini rumah yang terdiri dari dua lokal tersebut tinggal dinding samping dan depan, sedangkan bagian atap telah dibongkar. Seluruh barang-barang yang ada di dalam rumah juga telah dipindahkan ke rumah orang tuanya.
"Sekarang tidak bisa ditempati karena kondisinya seperti ini, belakang itu hancur, sehingga harus diturunkan. Ya sementara mengungsi ke rumah orang tua dulu," kata Seni, Sabtu (1/12/2018).
Peristiwa bencana Juamt (1/11) tengah malam itu terjadi saat wilayah Desa Sumurup sedang diguyur hujan deras. Guyuran hujan yang berlansung lebih dari tujuh jam itu mengakibatkan tebing yang tepat di bekalang rumah menjadi labil hingga akhirnya longsor.
"Saat itu saya dan istri sedang tidur di kamar situ yang tertimbun itu, kemudian saya terbangun karena terdengar suara gemertak dari belakang. Setelah itu saya bangunkan istri," ujarnya.
![]() |
Sesaat setelah keduanya beranjak dari tempat tidur, aliran air dari tebing mulai masuk rumah. Mengetahui hal itu keduanya langsung keluar menyelamatkan diri. Benar saja, tak lama kemudian longsor besar terjadi, dapur dan kamar yang tadinya ditempat rata dengan tanah.
"Saya tahu ada tanda longsor itu saat dibangunkan suami, saya lihat air sudah masuk rumah. Seandainya terlambat sedikit saja ya sudah tidak tahu nasib kami. Karena jam segitu enak-enaknya tidur," kata Sukarti.
Menurutnya, peristiwa longsor sebetulnya bukan yang pertama kali terjadi di rumahnya. Bahkan selama keduanya tinggal, 4 kali terjadi tanah longsor, namun dengan volume yang lebih kecil.
"Sebelum kejadian ini sebetulnya ada tanda retakan di atas tebing, tapi kecil, saya tidak mengira kalau sampai seperti ini," imbuhnya.
Seni mengaku, peristiwa ini merupakan kali kedua yang menghancurkan tempat tinggalnya. Dulu, rumah yang ia bangun bersama keluarga juga pernah rusak parah akibat tertimpa tanah longsor.
"Dados sampun ping kalih ini griyo kulo rusak ngeten niki (Jadi sudah dua kali ini rumah saya rusak seperti ini). Ya mau bagaimana lagi kondisinya seperti ini, punyanya tanah ya di sini," ujar Seni.
Pria paruh baya ini mengaku, untuk sementara seluruh barang-barang di dalam rumahnya diungsikan ke rumah keluarga besarnya. Ia pun juga harus mengungsi bersama sang istri.
"Selain rumah saya ini, rumah anak saya di sebelah ini yang baru dibangun juga ikut rusak, bagian belakang jebol. Kemarin Pak Camat, Dinas Sosial dan TNI/Polisi sudah ke sini ikut gotong royong membantu kami," imbuhnya.
Sementara dari data di Pusdalops BPBD Trenggalek jumlah rumah yang tertimpa tanah longsor di lima kecamatan kini bertambah menjadi 15 unit dari sebelumnya 13 unit. Tingkat kerusakan rumah bervariasi, mulai rusak ringan hingga berat. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini