Saat dikunjungi di ruang perawatannya, Andreas nampak sehat. Sembari terbaring di ranjang rumah sakit, Andreas pun mengabarkan kondisinya.
"Untuk sakit sudah ndak ada, sudah tak terasa sakitnya. Nyeri-nyeri juga sudah berkurang. Sudah jarang sakitnya, ringan, mungkin tinggal untuk perawatan dan pengobatannya," kata Andreas lirih di RS Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya kepada wartawan, Selasa (27/11/2018).
Andreas juga menceritakan detik-detik saat mengejar pelaku penyerangan yang berjumlah 2 orang. Andreas yang saat itu memang sedang tugas jaga mengaku spontan mengejar karena mengikuti nalurinya sebagai polisi.
"Sebenarnya sudah SOP-nya setiap malam pos dikosongin. Saya biasanya malam saya ke Polsek, cuma waktu itu kebetulan saya masih di pos, masih cangkruk dengan rekan-rekan sekuriti WBL, dan di belakang juga ada panggung jadinya saya cangkrukan di situ," kisah Andreas.
Tiba-tiba saja ia mendengar kaca jendela pecah dilempar batu oleh pelaku. Ia pun spontan mengambil sepeda motornya. Saat itu, ia juga dibantu oleh sejumlah sekuriti WBL.
Namun di tengah pengejaran, salah satu pelaku berinisial E mengeluarkan ketapel dan mengarahkannya kepada Andreas. Lemparan itu mengenai mata kanan Andreas.
Meski terluka, Andreas tetap berusaha mengejar pelaku. Saat itu, Andreas mengaku mengejar pelaku hingga sejauh 6 km.
"Dalam hati saya dan benar saya sudah terluka seperti ini, saya juga mikirnya masa dengan luka ini saya sia-sia. Saya ingin berusaha nangkap pelakunya meskipun saya sudah terluka seperti ini," lanjut Andreas.
Akhirnya muncul ide di benak Andreas untuk menabrakkan motornya pada motor pelaku agar keduanya terjatuh dari motor. Sembari menahan rasa sakit di matanya yang berdarah akibat terkena ketapel, ia pun merelakan tubuhnya kembali terluka karena sengaja menabrak pelaku.
"Saya ingin menangkap pelaku gimanapun caranya. Akhirnya itu yang ada di benak saya. Akhirnya saya tekadkan tabrakkan motor saya. Itu saya sambil menahan mata saya sudah keluar darah-darah, saya tetap kejar. Akhirnya sampai saya tabrakan motor saya dan saya dapat menangkap pelakunya," papar Andreas.
Berhasil melumpuhkan kedua pelaku, Andreas baru menyadari jika ponselnya tertinggal di pos. Beruntung ia dibantu oleh warga di sekitar pasar untuk meringkus kedua pelaku.
"Waktu itu HP kebetulan tertinggal, saya juga di sana dibantu sama warga di sekitaran pasar situ. Setelah saya tabrakkan terus dia jatuh akhirnya saya dibantu sama warga," lanjutnya.
Simak Juga 'Polisi di Lamongan Jadi Korban Penyerangan':
(lll/lll)