Keluarkan Bau Busuk, Pabrik Pengolahan Udang di Lamongan Didemo

Keluarkan Bau Busuk, Pabrik Pengolahan Udang di Lamongan Didemo

Eko Sudjarwo - detikNews
Selasa, 27 Nov 2018 14:49 WIB
Foto: Eko Sudjarwo
Lamongan - Ratusan warga dari 5 desa di Kecamatan Deket, Lamongan, menuntut pabrik pengolahan udang ditutup, Selasa (27/11/2018). Pabrik yang ada di Desa Rejosari, Kecamatan Deket, ini mengeluarkan bau menyengat dan limbah cair yang dianggap mengganggu warga.

Pengguna jalan dan warga dari Desa Rejosari, Pandanpancur, Srirande, Nginjen dan Plosobuden ini tidak tahan dengan bau yang dikeluarkan. Sempat ada aksi dorong antara warga dan polisi lantaran tidak puas dengan sikap pabrik.

"Yang kami inginkan adalah pabrik mau peduli dengan bau menyengat yang timbul dari limbah. Bahkan saya sebagai petani juga dirugikan karena areal sawah kami juga terkena limbah cair ini," kata H. Bambang, salah seorang perwakilan warga di lokasi.


Warga, kata Bambang, menuntut agar pabrik bertanggungjawab menghilangkan limbah bau busuk menyengat. "Kalau memang perusahaan tidak mau mengabulkan tuntutan warga, lebih baik pabrik ditutup saja. Kami juga meminta agar pemerintah juga segera turun tangan mengatasi hal ini," ungkap Arian Yusuf, pendemo yang berasal dari Desa Srirande.

Massa yang terdiri dari ibu-ibu dan bapak-bapak ini mendesak pihak perusahaan segera menyelesaikan persoalan tersebut. Pasalnya, selama tiga musim, perwakilan warga sudah pernah menyampaikan tuntutannya. Namun hingga musim penghujan 3 tahun ini, bau busuk itu tetap saya keluar.

"Kami minta pabrik untuk tutup sambil memperbaiki Ipal-nya, setelah itu buka lagi tidak apa-apa," aku Bambang.


Sementara perwakilan warga yang menemui pihak pabrik tidak menemukan kata sepakat dan aksi warga berujung deadlock. "Kami ini mempertanyakan kenapa selama 3 tahun ini tidak ada perbaikan Ipal dan limbah," ungkap Bambang.

Sementara perwakilan warga lainnya, Rejo mengancam warga akan menggelar aksi yang lebih besar lagi bila tuntutan warga tidak dipenuhi. Mereka tidak hanya akan mendatangi pabrik, tapi akan menyampaikan aspirasinya ke pemerintah. "Tuntutan kami tetap, kami ingin agar pabrik ditutup," jelasnya. (fat/fat)
Berita Terkait