Diikuti 20-an orang terdiri dari warga, kelompok kerja serta TRC BPBD bersama-sama menanam bibit pohon. Ada 4 jenis bibit pohon yang ditanam. Seperti sengon, mente, kelengkeng dan alpukat.
"Ada 4 desa yang bakal kami tanami pohon, karena di sana ada titik rawan erosi," tutur Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo Setyo Budiono kepada detikcom saat ditemui di kantornya, Jalan Sekar Putih Timur, Senin (26/11/2018).
Keempat desa itu, lanjut Budi, Desa Banaran, Maguan, Tugurejo, Dayakan. Dipilihnya desa-desa tersebut sebab di sanalah dibentuknya desa tangguh rawan bencana.
"Selain simulasi pelatihan kebencanaan kami juga melakukan penghijauan ini mencegah erosi. Apalagi di sana daerah rawan longsor dan tanah retak," jelas dia.
Saat disinggung kenapa baru sekarang melakukan penghijauan usai longsor melanda Ponorogo setahun silam, Budi menerangkan usai terbentuknya desa tangguh rawan bencana, penghijauan jadi salah satu agenda pemulihan pasca bencana.
"Sekaligus kami juga masih menunggu musim hujan untuk penghijauannya supaya pohon yang kita tanam bisa tumbuh dengan baik," terang dia.
Menurutnya, penghijauan dengan penanaman bibit pohon ini diharapkan bisa mengembalikan struktur tanah. Sebab di keempat desa ini sudah banyak pengalihan fungsi lahan yang awalnya ditanami pohon diubah jadi tanaman musiman seperti jahe dan jenis sayuran lain.
"Satu per satu batang pohon di tanam di lubang yang memiliki kedalaman 30 cm dengan jarak 5 meter dengan harapan bisa tumbuh subur," pungkasnya. (fat/fat)











































