Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan pelaksanaan kegiatan Hari Toleransi Internasional di Kota Kediri merupakan suatu kehormatan. Mulai dari berbagai macam kesenian, penampilan budaya bersatu padu sehingga menjadi suatu keindahan mewakili bentuk toleransi.
Di Kota Kediri, toleransi bukanlah hal baru. Sejak tahun 1998, Paguyuban Antar Umat Beragama (PAUB) sudah ada mengisi harmoni di Kota Kediri.
"Rasa toleransi tidak pernah tercipta begitu saja, namun hanya bisa dibentuk dan dipertahankan," kata Abdullah dalam acara peringatan Hari Toleransi Internasional di rumah tua milik B.Poedijo Hartono, Jalan Brawijaya Kota Kediri, Sabtu (17/11/2018).
Peringatan Hari Toleransi Internasional di Kota Kediri berlangsung meriah dengan berbagai penampilan dari berbagai etnis.
"Ini adalah budaya dan kehidupan sosial kita. Setiap warga, setiap orang yang ada di Kota Kediri harus ikut bertanggungjawab menjaga toleransi. Ini adalah wujud dari harmoni kita semua. Harmoni Kediri adalah cerminan dari warga Kota Kediri yang sudah di survey, di kaji dan ini ada mewakili warga Kota Kediri," ujar pria yang akrab disapa Mas Abu ini.
Untuk memperkuat setting acara, panitia memilih sebuah rumah kuno peninggalan Belanda yang dimiliki warga Tionghoa. Sejumlah foto perjalanan keberagaman warga Kota Kediri terjabarkan dalam karya foto dengan tajuk pameran foto '5 Generasi.
Tak hanya melibatkan kesenian China seperti Barongsai dan Wushu, LDII juga mengirimkan pesilat mereka sebagai bagian pertunjukan. Selain mereka, musikalisasi dari Lesbumi Nahdlatul Ulama dan kelompok rebana juga akan tampil menghibur warga.
Anna Rully (35), salah satu warga yang hadir dalam acara Hari Toleransi Internasional mengaku sangat kagum dan terpesona dengan acara yang digelar, karena ia dan dua anaknya yang masih kecil dapat melihat sejarah panjang perjalanan kebudayan serta keanekaragaman warga Kediri.
"Sangat menarik, melalui pameran foto, kesenian tari, rebana, hingga aksi pencak silat dan bela diri wushu dapat berpadu menjadi tontonan yang menghibur, mewkili toleransi," jelas Anna.
Tanggal 16 November 1995, telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) sebagai Hari Toleransi Internasional.
Ditetapkannya Hari Toleransi Internasional adalah untuk mengingatkan dan memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang kebutuhan akan toleransi dan dampak negatif dari intoleransi. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini