Jenazah Deryl didampingi keluarganya akhirnya tiba di Nganjuk pada pukul 11.00 WIB. Jenazahnya langsung dibawa ke TPU Dusun Payaman, Desa Trayang, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk.
Jenazah Deryl pun disambut oleh isak tangis keluarga besarnya yang ada di Nganjuk. Keluarga memang berkeinginan untuk memakamkan Deryl di Nganjuk agar dekat dengan makam kakeknya.
"Pemakaman di Nganjuk karena mbah putri (nenek) ingin makamnya dekat dengan makam mbah kung (kakek)," ujar Didik Setiawan, ayah Deryl kepada wartawan usai pemakaman, Selasa (13/11/2018).
Sambil mengusap air mata, Didik pun bercerita bahwa anaknya yang baru menikah itu merupakan sosok yang periang. Ia maupun keluarga juga mengaku tak memiliki firasat apapun sebelum musibah anak pertamanya itu.
"Tidak ada firasat apa-apa. Ngobrol terakhir ya waktu pas semalam sebelum berangkat, saya telepon lagi ngapain. Dia menjawab masih sibuk yah, lagi ngurus paspor dan buku pelaut saya scan, nanti saya telpon yah," tuturnya.
![]() |
Dalam kesempatan yang sama, Didik pun mengungkapkan rasa terima kasihya kepada pihak Lion Air yang telah membantu memulangkan jenazah putranya.
"Lion Air sangat kooperatif, bagus pelayanannya, mulai dari awal sampai pemakaman pihak Lion Air diantar sampai sini," pungkasnya.
Turut mendampingi jenazah Deryl adalah sang istri, Lutfiyah Eka Putri (23) dan ayah mertuanya, Padiatno (45). Lutfiyah tak henti-hentinya menangis, apalagi ia tengah mengandung anak pertama mereka.
Deryl menumpang Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 tersebut karena mendapatkan panggilan pekerjaan di bidang pelayaran di Pangkal Pinang.
Warga Simo Pomahan Baru, Simomulyo Baru, Sukomanunggal ini merupakan satu dari tiga jenazah yang berhasil diidentifikasi kembali oleh tim DVI Polri pada hari Senin, 12 November 2018. Ketiganya teridentifikasi melalui pemeriksaan DNA.
Saksikan juga video 'Proses Penyerahan Jenazah Lion Air Diselimuti Duka':
(lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini