Peristiwa tragis serupa sebenarnya pernah terjadi 73 tahun yang lalu. Namun bukan terseret atau tersenggol kereta, melainkan karena bertempur melawan tentara sekutu mempertahankan Kota Surabaya di atas viaduk.
Pegiat sejarah dari Rooderburg Surabaya, Ady Setyawan, mengatakan, pada pertempuran 10 November 1945, banyak pejuang yang tak lain arek-arek Suroboyo, gugur di atas viaduk itu.
"Viaduk itu memang tempatnya strategis. Makanya banyak digunakan para pejuang sebagai tempat berlindung dan menembak dari atas untuk membendung tentara sekutu," kata Ady saat berbincang dengan detikcom, Minggu (11/11/2018) malam.
Meskipun strategis dan menjadi garis pertahanan, lanjut Ady, banyak yang gugur saat mereka berlindung di atas viaduk karena dihujani mortir dan roket sekutu. Dari catatan sejarah, ada sekitar 25 pejuang yang gugur ketika pertempuran yang terjadi di viaduk itu.
"Selain terkena mortir, mereka juga menjadi mangsa empuk peluru pesawat sekutu dari atas," ungkap Ady.
Bukti adanya pejuang yang gugur di viaduk itu semakin menguat saat dilakukan renovasi dan pembongkaran di sekitar areal viaduk di tahun 1990. Banyak ditemukan kerangka manusia yang diduga kuat kerangka para pejuang yang gugur.
"Kerangka-kerangka kemudian dipindah dan dimakamkan di sekitar kompleks tugu pahlawan pada monumen pahlawan tak dikenal," terangnya.
Dari catatan sejarah yang dihimpun detikcom, viaduk yang berada di sebelah timur laut Tugu Pahlawan atau di sebelah barat laut Kantor Gubernur Jatim itu sendiri dibangun secara bertahap. Diperkirakan pembangunan berlangsung pada tahun 1926 sampai 1930.
"Dahulunya viaduk itu perlintasan sebidang antara jalur kereta dan jalan raya," ujar Ady.
Saksikan juga video 'Ngeri! Saat Penonton Drama 'Surabaya Membara' Jatuh dari Viaduk':
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini