Anak Lumpuh Usai Vaksin MR di Kediri, Ini Tanggapan Dinkes

Anak Lumpuh Usai Vaksin MR di Kediri, Ini Tanggapan Dinkes

Andhika Dwi - detikNews
Rabu, 07 Nov 2018 18:40 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri, dr Fauzan Adhima. (Foto: Andhika Dwi)
Kediri - Seorang wali santri asal Tulungagung bernama Suyanto menggelar aksi unjuk rasa tunggal karena anak laki-lakinya mengalami kelumpuhan usai mendapatkan imunisasi Measles Rubella (MR).

Menanggapi aksi ini, Dinas Kesehatan Kota Kediri menyatakan kelumpuhan yang dialami remaja berinisial W (12) bukan karena imunisasi tersebut.

"Memang sakit anak W ini adalah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau yang biasa disebut KIPI, namun logikanya itu tidak berhubungan dengan imunisasi," jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri, dr Fauzan Adhima kepada detikcom, Rabu (7/11/2018).

Fauzan menyebut, W mengalami sebuah kondisi langka yang disebut Guillain Barre Syndrome (GBS). Penyakit ini disebabkan oleh serangan sistem imun atau kekebalan tubuh ke saraf sehingga menyebabkan kelumpuhan.


Namun Fauzan meyakinkan bahwa W dapat kembali sehat seperti sediakala.

"Insya Allah bisa pulih sepenuhnya apabila ditangani dengan benar, karena biasanya penyandang GBS ini masa kritisnya sampai satu minggu, sedangkan anak kita ini sudah melewati masa kritis," terangnya.

Pihaknya akan tetap memberikan bantuan kepada W yang tengah terbaring di RSU dr Saiful Anwar Malang tersebut, walaupun kondisinya tidak diakibatkan oleh imunisasi MR yang dijalaninya.

"Karena sakitnya pasca KIPI ya Insya Allah kita akan tetap bantu. Kita upayakan menggratiskan biaya sampai selesai," ungkap Fauzan.


Diberitakan sebelumnya, Suyanto menggelar aksi unjuk rasa tunggal dengan berjalan dari rumahnya di Desa Sumberejo Kulon, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung hingga ke Kediri usai anak laki-lakinya, W, mengalami kelumpuhan pascamendapatkan imunisasi MR di pondok pesantren di mana ia menimba ilmu, Selasa (6/11/2018).

Suyanto tak hanya harus menanggung derita karena melihat anaknya lumpuh, tetapi juga dihadapkan pada besarnya biaya perawatan rumah sakit yang tidak sepenuhnya ditanggung oleh BPJS.

"Totalnya itu butuh Rp 120 juta dan itu BPJS hanya bisa membantu Rp 17 juta," ujar Suyanto.


Saksikan juga video 'Duh! Sudah Dapat Vaksin Lengkap, Kenapa Ada Pasien Kena Difteri?':

[Gambas:Video 20detik]

(lll/lll)