Rumah semi permanen yang dihuni bersama 5 anggota keluarga lain rata dengan tanah. Beruntung tak ada korban jiwa. Kerugian ditaksir mencapai Rp 35 juta.
Informasi dihimpun detikcom, sebelum kejadian Temi memasak air di dapur. Perempuan tua itu mendadak mencium bau mencurigakan dari arah kompor gas. Aroma menyengat itu disusul kilatan api yang berubah menjadi kobaran. Sempat terkejut, dirinya lalu bergegas mengambil air dari gentong tak jauh dari lokasi kompor.
Meski berkali-kali disiram, kobaran tak kunjung padam. Sebaliknya api makin membesar hingga membakar dinding berbahan bilik bambu serta rangka atap. Sadar bahaya mengancam, Temi keluar rumah sambil berteriak minta tolong. Sayang, para tetangga sedang pergi ke ladang. Dia pun hanya pasrah menyaksikan rumah beserta isinya habis dilalap si jago merah.
"Diduga kebakaran diakibatkan oleh gas elpiji yg keluar dari selang sedangkan api berasal dari tungku yg habis digunakan memasak air," jelas Kapolsek Bandar, AKP Sugeng Rusli melalui layanan pesan kepada detikcom.
Kejadian tersebut dilaporkan ke kepala dusun setempat. Laporan lalu diteruskan ke Polsek Bandar. Anggota polsek bersama TNI dan aparat kecamatan segera menuju lokasi kejadian. Selain meminta keterangan saksi, petugas juga bahu-membahu membantu evakuasi. Untuk meringankan beban korban, Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (formkompimcam) memberikan bantuan berupa sembako dan pakaian layak pakai.
"Rumah di tempati 6 orang. Terdiri dari 3 orang dewasa dan 3 anak yang masih duduk di bangku SD. Mereka hanya menggunakan pakaian yg ada di badan karena seisi rumah habis terbakar," papar Agung Dwi Cahyono, Camat Bandar. (fat/fat)