Sukses Pasien Lupus di Lamongan Bisnis Aksesoris, Sebagian Diekspor

Sukses Pasien Lupus di Lamongan Bisnis Aksesoris, Sebagian Diekspor

Eko Sudjarwo - detikNews
Senin, 29 Okt 2018 12:09 WIB
Foto: Eko Sudjarwo
Lamongan - Orang dengan Lupus atau odapus nyatanya juga bisa produktif dan kreatif. Hal ini dibuktikan oleh para odapus dari Lamongan yang bisa mengelola usaha aksesoris. Bahkan produk mereka sudah diekspor ke luar negeri.

Para odapus Lamongan yang terhimpun dalam Yayasan Graha Kupu ini membuat beragam aksesoris mulai dari bros, gelang, kalung dan cincin yang berbahan dasar tembaga dan perak. Produk itu pun diberi nama Adelia Accessories agar mudah dikenali.

Usaha ini sudah mulai berjalan sejak tahun 2014, namun baru benar-benar ditangani secara serius di tahun 2015.

"Awalnya kami tidak ingin yayasan kami ini dianggap sebagai yayasan selalu bergantung pada orang lain. Kami ingin yayasan kami ini mandiri," kata Aulia Sisca dari Yayasan Graha Kupu Lamongan dalam perbincangannya dengan wartawan, Senin (29/10/2018).


Hanya saja karena aksesoris bikinan mereka 100 persen handmade, sehingga pengerjaannya membutuhkan waktu. Apalagi muncul tantangan jika sewaktu-waktu ada odapus yang kondisi kesehatannya sedang drop.

Dijelaskan Sisca, jika tidak sedang sakit, untuk membuat bros, biasanya mereka dapat menghasilkan 3 bros dalam sehari.

"Alhamdulillah, customer kita tahu kualitas kita seperti apa, sehingga mau menunggu aksesoris itu jadi," jelas Sisca.

Sukses Pasien Lupus di Lamongan Bisnis Aksesoris, Sebagian Sampai EksporSebagian bros bikinan odapus Lamongan. (Foto: Eko Sudjarwo)

Aksesoris-aksesoris bikinan odapus Lamongan ini pun sudah merambah hingga ke Malaysia, Brunei Darussalam dan juga Eropa. Mereka juga memanfaatkan pemasaran melalui situs eBay.

Keuntungan dari penjualan aksesoris ini, lanjut Sisca, digunakan untuk membiayai pengelolaan yayasan. Namun bagi odapus sendiri, membuat aksesoris juga bisa jadi salah satu terapi, terutama pada pergerakan tangan dan terapi psikologis.

Tak hanya itu, Sisca mengaku, berkat usaha aksesoris ini, mereka bisa menyediakan obat gratis bagi anggota yayasan. Ia mencontohkan obat bermerek Chloroquine yang saat ini sudah susah didapatkan di Jawa.


Lalu berapa harga aksesoris bikinan mereka? Sisca menyebut harganya tergantung dari bahan dan tingkat kerumitan dari aksesorisnya. Ia menyebut harganya mulai Rp 250 ribu hingga jutaan rupiah.

"Kalau bahan dari perak, otomatis harganya mahal dan kalau rumit pun juga mahal," ujar Sisca.

Sisca menambahkan, pihaknya juga bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lamongan untuk memasarkan produknya. Mereka juga membina para odapus untuk mengembangkan usaha aksesoris tersebut.

"Produk kami juga bisa dilihat di Lamongan-Mart, yang merupakan tempat hasil kreasi para UKM Lamongan," pungkasnya. (lll/lll)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.