Diskusi itu juga dihadiri oleh sejumlah ormas dan organisasi kepemudaan di Kabupaten Bojonegoro.
Harapan penegak hukum ini diamini oleh pengurus MUI Bojonegoro yang selama ini juga telah mensosialisasikan sejumlah fatwa tentang tata cara bermedia sosial yang baik. Bahkan MUI juga kerap menggelar diskusi rutin dengan para kiai, da'i dan ustaz untuk tetap menjaga persatuan umat.
"Mari kita bersama-sama mendinginkan suasana, pemerintah, ulama, kiai dan da'i agar tetap bersatu supaya Bojonegoro ini tetap kondusif terus, itu harapan kita semua. Setiap ada persoalan mari kita kedepankan bermusyawarah untuk menyelesaikannya," ujar Kapolres Bojonegoro AKBP Ary Fadli, Sabtu (27/10/2018).
Ary juga meminta agar masyarakat lebih mencermati mana berita yang benar dan yang hoax. "Jangan sampai menelan semua kabar tersebut tanpa memfilternya terlebih dahulu," imbuhnya.
Ditambahkan Dandim 0813 Bojonegoro, Letkol Arh Redinal Dewanto, masyarakat juga perlu mencermati berbagai peristiwa yang menjadi isu nasional, karena bisa jadi itu hanyalah bagian dari kepentingan kelompok tertentu.
"Ada kelompok yang menganggap bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang lemah maka dari itu mereka ingin memecah belah negara ini. Maka menjadi PR bagi kita semua dalam mempersiapkan bangsa, terutama generasi milenial untuk tidak salah jalan," tegasnya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini