Dari penelusuran detikcom, akun ini dibuat oleh seseorang yang berlokasi di Tulungagung sejak tanggal 23 Juni 2013 silam. Namun baru marak jadi bahan perbincangan di Blitar pascaditemukan grup komunitas serupa di beberapa kota di Indonesia.
"Baru tahu kemarin dibilangin temen. Setelah saya buka, beneran itu untuk LGBT. Hiii, postingannya serem-serem," ujar salah satu warganet di Blitar, Moh Ridwan kepada detikcom, Senin (22/10/2018).
Sejumlah postingan para anggotanya cenderung menjurus ke pornoaksi dan pornografi. Mereka memajang foto pamer badan, tetapi ada juga ajakan kencan sesama jenis.
Polres Blitar mengaku sudah mendapat laporan tentang adanya grup ini. Namun untuk penanganannya harus ditelusuri lebih dalam lagi apakah akun tersebut mengandung unsur yang menyalahi peraturan perundang-undangan atau tidak.
"Tadi pagi saya sudah dapat kiriman itu. Sekarang cyber crime Polres Blitar sedang menelusuri akun tersebut. Kok polanya sama ya dengan akun serupa di daerah lainnya?" kata Kapolres Blitar AKBP Anissullah M Ridha saat dikonfirmasi, Senin (22/10/2018).
Menurut Anissullah, untuk membuktikan apakah keberadaan grup itu termasuk ke dalam aksi kejahatan atau tidak, maka pihaknya harus melihat polanya terlebih dahulu.
"Jangan-jangan itu hanya memperkeruh suasana. Kami harus masuk dulu untuk membuktikan akun tersebut menyalahi aturan perundang-undangan," tandasnya.
Jika memang terbukti menyalahi aturan perundang-undangan, lanjut Anissulah, maka pihaknya baru bisa melakukan penindakan.
"Kalau baru nulis nama akun lalu kita perkarakan, malah kita nanti yang salah itu," pungkasnya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini