Mereka turun ke sungai untuk membersihkan sungai dan selokan dari sampah.
"Kami ingin para santri bisa berkontribusi aktif untuk masyarakat, terutama dalam menjaga kebersihan di aliran sungai," tutur pengurus yayasan Al Ijtihad, Murdianto Anawi kepada detikcom, Senin (22/10/2018).
Murdianto menjelaskan ada 231 santri yang turun langsung membantu bersih-bersih sungai. Mereka terbagi menjadi lima kelompok kecil, sebagian bertugas membersihkan sungai dan sebagian lain bertugas membersihkan selokan.
"Apalagi pesantren kami dekat dengan aliran sungai, jadi kami ingin membersihkan sungai agar tidak tercemar sekaligus mengajarkan para santri agar tidak membuang sampah ke sungai," jelasnya.
![]() |
Dari pantauan detikcom, para santri ini terlihat menyisir aliran sungai Jarakan, Kelurahan Banyudono, Kecamatan Ponorogo. Mereka memunguti berbagai jenis sampah plastik yang mengotori sungai, namun tak jarang mereka menemukan popok bayi yang dibuang ke sungai.
"Jelang musim hujan, kami juga ingin agar sungai bersih supaya tidak banjir," tambahnya.
Salah satu santri bernama Anwar mengaku baru pertama kali ke sungai untuk bersih-bersih sampah. Agar santri tidak merasa jijik, ada yang diperbolehkan memakai sarung tangan dan ada juga yang tidak.
Mereka yang memakai sarung tangan diperbolehkan mengambil sampah secara langsung, sedangkan yang tidak memakai sarung tangan hanya boleh mengambil sampah dengan tongkat kayu.
"Santri ada sebagian yang memakai sarung tangan, sebagian lagi nggak," tuturnya.
Murdianto pun berharap kepada masyarakat dan pemerintah agar turut aktif menjaga kebersihan sungai. Kepada Pemkab Ponorogo, ia pun berharap agar ada perhatian khusus larangan warga membuang sampah ke sungai, terutama bagi warga perkotaan.
"Kalau tidak ditangani bersama dan dibiarkan, nanti ekosistem kita bisa rusak," tukasnya.
Ia menambahkan, santri juga harus bisa memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. "Fokus kami sebagai santri berkonsentrasi terhadap masalah lingkungan," pungkasnya. (lll/lll)