Data dari Pemkab Lamongan menyebutkan, setidaknya terdapat 59 anak usia sekolah yang terpaksa mengungsi karena bencana alam. Mereka terdiri atas 37 siswa SD, 13 siswa SMP dan 9 siswa SMA/SMK.
"Dari 59 siswa ini, yang terbanyak berasal dari Desa Titik, Kecamatan Sekaran, sebanyak 53 siswa," kata Agus Hendrawan, Kabag Humas dan Protokol Pemkab Lamongan kepada detikcom di kantornya, Selasa (9/10/2018).
Agus mengungkapkan anak-anak ini akan dipersilakan untuk melanjutkan pendidikan, bahkan secara cuma-cuma di Lamongan. Mereka memang sengaja dibebaskan dari urusan administrasi dan biaya.
"Penanganan yang utama sekarang yaitu agar anak-anak korban bencana jangan sampai putus sekolah," tuturnya.
Selain sekolah gratis, anak-anak ini juga akan mendapatkan bantuan perlengkapan sekolah dari Dinas Pendidikan setempat. "Para korban juga akan mendapatkan bantuan perlengkapan sekolah, seperti seragam, tas, buku, dan perlengkapan lainnya," ungkap Agus.
Saksikan juga video 'Pemerintah Taiwan Gelontorkan Rp 7,4 M untuk Korban Gempa Sulteng':
Dari informasi yang dihimpun detikcom, lebih dari 1.000 warga Lamongan menjadi korban bencana di Palu, Donggala dan Sigi, Sulawesi Tengah. Empat orang di antaranya diketahui meninggal dan sebagian warga sudah dipulangkan. Sebagian besar adalah mereka yang merantau dan membuka usaha di sana.
Terkait gempa dan tsunami di Sulawesi ini Trans Media membuka pintu donasi bagi pembaca yang ingin menyalurkan bantuan bagi saudara-saudara kita yang menjadi korban bencana ini. Salurkan bantuan Anda melalui rekening DOMPET AMAL TRANS MEDIA:
Bank Mega: 01.074.00.11.111.889
Mega Syariah: 10.000.100.100.1004
BNI : 70.123.70.321
BCA : 375.0500.888
Mandiri: 127.0000.2.7777.0
BRI : 034 10 100 1617 301 (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini