Tradisi berebut roti bolu digelar sebagai rangkaian melengkapi Festival Ledug Suro yang sudah digelar sejak hari Selasa (25/9/2018) lalu.
Sebelum bolu rahayu diperebutkan, seluruh pejabat SKPD se-Magetan mengikuti kirab Nayoko Projo atau kirab kereta kencana, berkeliling ibukota Kabupaten Magetan. Para pejabat yang ikut kirab juga berpakaian batik dengan corak motif pring sedapur yang merupakan batik khas Magetan. Barisan terdepan adalah bupati beserta istri disusul Forkopimda se-Magetan.
![]() |
Bupati Magetan, Suprawoto mengatakan, tradisi ini bisa jadi ajang utama untuk melestarikan budaya Magetan serta mengenalkannya secara luas.
"Acara ini sudah merupakan tradisi dan agenda wisata budaya Magetan. Saya baru kali ini merasakan. Biasanya hanya melihat di youtube dan ternyata sangat meriah dan harus dilestarikan hingga nasional," kata Suprawoto kepada wartawan seusai acara, Kamis (27/9/2018).
Bupati yang baru dilantik ini pun berharap acara seperti ini juga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Magetan.
"Magetan kan dekat dengan Solo yang terkenal dengan Gerebeg Suro jadi Magetan juga harus bisa punya ikon bulan Suro," tekadnya.
![]() |
Dalam tradisi rebutan roti bolu dan ledug Suro ini, panitia disebut menghabiskan sekitar 20 ribu bolu yang dibentuk dalam rangkaian seperti gunungan, ledug, gong dan lesung. Tampak pula gunungan palawija hasil bumi Magetan ikut dalam kirab.
Seluruh roti bolu yang diikutsertakan dalam tradisi ini juga dibuat sendiri oleh pelaku-pelaku industri rumah tangga roti bolu yang ada di Kabupaten Magetan dengan waktu persiapan selama satu pekan.
"Senang ini dapat lima plastik. Mau dimakan di rumah biar dapat berkah," jelas Sadeni (50), warga Desa Sumberdukun Kecamatan Ngariboyo kepada detikcom sembari mengambil bolu yang berjatuhan di tanah. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini