Bahkan menurut keterangan salah satu anggota keluarga Mety, korban sempat membelikan kalung untuk ibunya sebelum tewas.
"Seminggu lalu sikapnya wajar-wajar saja. Seperti tak ada masalah," kata ayah Mety, M Yunus (69) kepada detikcom, Kamis (27/9/2018).
Yunus mengaku jarang bertemu dengan korban. Akan tetapi sepekan yang lalu, korban datang ke rumah keluarga di Dusun Sedengan Kidul untuk memberikan seuntai kalung kepada sang ibu. Yunus pun mengaku diberi uang oleh Mety.
"Dia datang kasih saya uang Rp 50 ribu dan ngasih ibunya kalung," terangnya.
Saat memberikan kalung dan uang itu, korban juga sempat meminta maaf kepada ibunya. "Dia minta maaf karena sempat kesal ke ibunya. Dia kesal karena ibunya sering ngutang ke bank titil tapi dia yang melunasi. Tapi dia sudah minta maaf," ungkap Yunus.
Yunus lantas bercerita sebelum membuka usaha katering, korban bekerja di pabrik gula, namun korban memutuskan untuk pensiun dini karena merasa tak kuat secara fisik.
Sementara itu, Satreskrim Polresta Pasuruan terus melakukan penyelidikan terkait kasus dugaan pembunuhan terhadap korban.
"Kita tambah saksi untuk diperiksa. Kemarin 8 saksi kita periksa, hari ini 5 saksi. 5 orang ini ada yang baru ada yang saksi kemarin," kata Kasat Reskrim Polresta Pasuruan AKP Slamet Santoso secara terpisah.
Korban ditemukan tewas di depan kamarnya oleh salah satu karyawan yang akan masuk kerja pada hari Rabu (26/9/2018) pukul 07.00 WIB. Saat ditemukan, bagian kepala korban bersimbah darah. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini