Aksi para petani yang tergabung dalam Himpunan Petani Pemakai Air (Hippa) ini dilakukan di depan Masjid Agung Lamongan. Selain menggelar aksi teatrikal, mereka membentangkan spanduk bertuliskan: "Selamat Hari Tani #24Sept2018 Ayo...Proteksi Petani Kita!!! "Mewujudkan kesejahteraan petani melalui Perda Perlindungan Petani".
Dalam orasinya, para petani pengguna air ini menuntut hak-hak petani di Lamongan agar diperhatikan dengan mewujudkan reforma agraria sejati.
"Kami juga menuntut kepada pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan petani, yang salah satunya adalah persoalan irigasi dan penanggulangan hama tikus," tegas Mubin, salah satu korlap aksi Hari Tani di Lamongan, Senin (24/9/2018).
Mubin mengaku 75 persen warga Lamongan adalah petani. Dia mengaku petani cemburu dengan kaum buruh yang mendapat jaminan dalam bekerja. Sementara petani tidak mendapat perlindungan apapun.
![]() |
"Kami menuntut DPRD Lamongan untuk membuat Perda tentang perlindungan petani dan lahan," tandasnya.
Puas melakukan aksi di depan kantor pemkab, massa melakukan longmarch ke kantor DPRD Lamongan. Massa pun diterima Wakil Ketua DPRD Lamongan, Saim. Saim mengatakan, secara substansi menerima masukan atau aspirasi dari para petani.
"Seluruh keluhan para petani sudah kita bahas dalam kesejahteraan, mulai dari irigasi, penanggulangan hama," tandas Saim.
Pihaknya dan pemkab tahun ini telah menganggarkan ekskavator untuk setiap kecamatan agar memperlancar irigasi petani.
Selama aksi, ratusan petani ini juga membacakan ikrar petani yang dibacakan oleh salah satu peserta aksi. Sempat terjadi ketegangan antara petani dengan polisi yang mengamankan jalannya aksi.
Ketegangan ini terjadi saat petani meminta bertemu dengan anggota DPRD Lamongan. Akhirnya terjadi aksi dorong antara massa dengan polisi. Aksi ini berakhir saat para petani sudah menyampaikan aspirasinya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini