Alternatif wisata yang satu ini berada di Dusun Wonotirto, Desa Wonomerto, Kecamatan Wonosalam. Dari pusat Kota Santri Jombang, jarak tempuhnya hanya sekitar satu jam.
Letaknya di lereng Pegunungan Anjasmoro, membuat objek wisata alam ini sarat dengan kesejukan. Di tempat ini pengunjung bisa menikmati keindahan panorama alam dari ketinggian sekitar 300 meter di puncak bukit dengan mendaki tangga seribu.
![]() |
Aneka warna bunga di kanan dan kiri tangga dari tanah itu, sangat cocok bagi para penggila selfie. Setelah puas mendaki bukit, pengunjung bisa melepas lelah sembari makan siang bersama keluarga di angkringan sungai.
Berbeda dengan tempat makan pada umumnya, meja makan di wisata Banyu Biru dibangun di tengah aliran sungai yang airnya jernih. Namun pengunjung tak perlu takut meja dan kursi dari bambu itu hanyut.
Pasalnya, arus sungai dengan lebar rata-rata 4 meter tersebut tak begitu deras. Gemericik aliran sungai yang airnya jernih tepat di bawah angkringan, bakal membuat acara santap siang bersama keluarga atau pun teman semakin asyik. Sungai ini berasal dari mata air di Pegunungan Anjasmoro.
![]() |
"Sementara ini kami sediakan 8 angkringan di sepanjang sungai yang kami kelola. Kapasitasnya 6-8 orang per titik," kata pengelola wana wisata Sumber Biru Yuli Adi Atmiko (26) kepada detikcom, Sabtu (21/9/2018).
Terlebih lagi makanan yang disajikan di objek wisata ini tergolong sulit dijumpai di kota-kota besar. Seperti nasi jagung dan nasi tiwul yang dipadukan dengan sayur daun singkong dan pepaya. Lauknya pun khas pedesaan, yakni ikan asin, tahu dan tempe.
"Harganya sangat terjangkau, Rp 6-10 ribu per porsi. Itu sudah dapat seporsi nasi tiwul atau nasi jagung lengkap dengan sayur dan ikan asin," ujar pemuda yang akrab disapa Miko ini.
Wana wisata Sumber Biru masih tergolong baru. Para pemuda Desa Wonomerto yang peduli wisata, mulai mengelolanya sejak Maret 2018. Objek wisata ini meliputi tanah perkebunan warga yang luasnya hampir 2 hektare.
![]() |
"Kami namakan Sumber Biru karena dulunya ada sumber di bawah pohon beringin besar. Air yang keluar seakan warnanya biru saking rimbunnya pohon tersebut. Kalau mengalir ke sungai warnanya jernih biasa. Pohon itu saat ini sudah tumbang. Namun, sumbernya masih ada, warnanya tidak biru lagi," terang Miko.
Untuk masuk ke objek wisata ini, pengunjung cukup membayar tiket masuk Rp 3 ribu/orang. Tarif tersebut tetap sama meski pada hari libur.
Meski tergolong baru, objek wisata ini cukup diminati wisatawan. Rata-rata dalam sehari pengunjung mencapai 100 orang. Sebagian besar datang dari Surabaya, Mojokerto, dan Kediri.
"Untuk parkir kendaraan gratis, tiket masuk untuk anak-anak juga kami gratiskan," tegas Miko.
Penasaran? (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini