Kepala BNN Provinsi Jawa Timur, Brigjen Bambang Budi Santoso menjelaskan, kemajuan yang dirasakan Banyuwangi saat ini berimbas pada makin banyaknya orang yang datang dan menetap di kabupaten paling ujung timur Pulau Jawa tersebut.
"Apalagi sebentar lagi Banyuwangi juga bakal memiliki penerbangan internasional di bandaranya. Belum lagi posisi Banyuwangi sebagai pintu masuk Jawa bagian timur melalui jalur laut, pastinya semakin banyak orang yang datang kesini," kata Bambang saat bertemu dengan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Kantor Pemkab Banyuwangi, Senin (17/9/2018).
Situasi semacam ini juga mempermudah peredaran narkotika di Banyuwangi. Untuk itu keberadaan BNN tingkat kabupaten di Banyuwangi disebut sebagai langkah nyata untuk mengantisipasi hal tersebut.
"Saat ini tidak bisa dipungkiri jika di Indonesia, narkotika bahkan sudah sampai menjangkau wilayah pedesaan dan Banyuwangi harus mengantisipasi ini. Saya sudah berbincang dengan Bupati Anas, dan beliau sangat mendukung upaya ini. Penanganan masalah narkoba memang perlu dukungan semua pihak," ujar Bambang.
Bambang menambahkan, dengan adanya BNN di tingkat kabupaten, maka penanganan masalah narkotika juga dapat dilakukan secara menyeluruh, mulai dari pemberantasan, pencegahan dan pemberdayaan hingga rehabilitasi dan pascarehabilitasi.
"Jadi BNN itu tidak sekedar menangkap pengguna atau pengedar narkotika, tapi juga memutus mata rantai peredaran narkotika. Misalnya, kalau ada penggunaan yang sudah terjerat maka ada BNN yang bisa melakukan rehabilitasi. Di sinilah peran BNN untuk mendampingi dan penyembuhan pemakai," ujarnya.
Anas sendiri mengaku sangat mendukung keberadaan BNN tingkat kabupaten di wilayahnya.
"Masalah peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang menjadi perhatian penting bagi pemerintah daerah. Kami ingin generasi muda Banyuwangi aman dari ancaman bahaya narkoba," tandasnya.
Rencananya, lembaga ini akan mulai beroperasi pada tahun 2019 mendatang.
Tonton juga 'Meriahnya Festival Grebeg Suro Banyuwangi':
(lll/lll)