Korlap Aksi Davit Rizal Firmansyah mengaku konferensi tahun ini digelar di Indonesia, dikhawatirkan bentuk pengendalian tembakau akan berdampak pada hancurnya perekonomian masyarakat.
"Tembakau itu komoditi di Indonesia sejak dahulu. Apalagi memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi pemasukan negara," kata Rizal saat penyampaian orasinya, Kamis (13/9/2018).
Pengendalian tembakau merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah, kata Rizal, atas pandangan dari aspek kesehatan dan konsumsi rokok.
"Namun yang paling mengkhawatirkan, dampaknya ada petembakauan nasional. Dimana 6,1 juta jiwa masyarakat bergantung pada industri tembakau, mulai dari petani, karyawan, dan pedagang. Apalagi Jember sebagai komoditi unggulannya," jelasnya.
Dengan belum disahkan RUU pertembakauan karena menuai polemik, juga dikhawatirkan menjadi celah yang bisa dimanfaatkan kaum kapitalis asing, untuk menghancurkan pertembakauan Indonesia.
"Sehingga kami menuntut, tolak konferensi APACT, mendesak DPR RI segera mengesahkan RUU pertembakauan, dan meminta Bupati Faida, untuk jalankan komitmennya dalam janji kerja nomor 11, yakni menata dan merevitalisasi industri tembakau, dengan meningkatkan produktivitas sektor, untuk kesejahteraan petani," sebutnya.
Tonton juga 'WHO: Rokok Penyebab Utama Kematian dan Penyakit':
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini