Saat Kades dan Polisi di Kediri Beradu Cambuk Tiban di Musim Kemarau

Saat Kades dan Polisi di Kediri Beradu Cambuk Tiban di Musim Kemarau

Andhika Dwi - detikNews
Minggu, 09 Sep 2018 09:40 WIB
Foto: Andhika Dwi
Kediri - Dua pria tanpa memakai baju berdiri di atas panggung dilengkapi cemeti dari dahan aren. Diiringi gamelan tradisional, mereka saling cambuk di atas panggung bambu setinggi 3 meter.

Luka bekas sabetan cemeti di punggung dan tangan seakan tidak dihiraukan. Padahal darah segar menetes di antara keringat yang membasahi tubuh keduanya. Tak ada dendam atau rasa amarah terlihat di antara keduanya meski beradu cambuk.

Jika masing-masing pemain telah menyabetkan cemeti sebanyak 3 kali, itu tandanya permainan usai. Kedua pemain lalu bersalaman sambil saling memeluk hangat. Berganti dengan pemain lain yang telah menunggu gilirannya.

Tampak ceceran darah di atas papan kayu sebagai alas panggung. Semakin banyak darah yang keluar dari pemain, diyakini hujan akan segera datang.

Itu merupakan gambaran Seni Cambuk Tiban, sebuah kesenian dan ritual yang konon dipercaya salah satu upaya masyarakat meminta hujan. Acara ini digelar warga Desa Surat, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Sabtu (8/9/2018) malam.

Ritual yang masih dilestarikan hingga kini, diyakini warga akan mendatangkan berkah bagi warga masyarakat yang telah lama menantikan datangnya curah hujan.

Kepala Desa Surat, Kecamatan Mojo, Edy Santoso menjelaskan tujuan Cambuk Tiban ini untuk melestarikan budaya seni dan berharap berkah datangnya hujan.

"Ini kegiatan rutin dan tahunan. Kali ini dalam rangka kemerdekaan Indonesia dan melestarikan budaya bangsa. Cambuk tiban ini berharap berkah musim hujan yang bermanfaat, serta mempererat tali silaturahmi antar warga," jelasnya.

Sementara anggota Babin Kamtibmas Polres Kediri Kota, Bripka Agus Budiono, yang ikut cambuk tiban ini mengaku spontan naik ke panggung bersama Kades Surat. Dengan bertelanjang dada keduanya saling serang pecut, hingga ada luka pada punggung dan tangan keduanya. Namun usai berlaga, keduanya justru saling berpelukan dan tertawa, layaknya sedang menghibur masyarakat.

"Mau ikut berpatisipasi agar terjalin keakraban dan sinergitas dengan masyarakat. Apa yang menjadi kesenangan warga, kita bisa masuk ke dalamnya. Di sanalah akan terjadi ikatan batin dan tahu apa yang menjadi harapan masyarakat kita," ucap Agus, anggota polisi yang juga hobby seni jaranan kepada detikcom di lokasi.

Senada dengan Agus, Iwhan Tri Cahyono, Kabid Humas PT Gudang Garam Tbk mengapresiasi kegiatan di masyarakat dalam rangka HUT RI ini.

"Bagi kami, kesenian tradisional semacam ini patut mendapat dukungan dan perhatian khusus. Selain dapat mempererat silaturahmi dengan masyarakat, acara ini merupakan hiburan tersendiri bagi masyarakat," jelas Iwhan.

Berbeda dengan ritual minta hujan di daerah lain, Seni Cambuk Tiban ini murni permainan bukan lomba ketangkasan. Dan permainan ini juga tidak ada pemenang. (fat/fat)
Berita Terkait