Bawadiman Djojodigdo lahir di Kulon Progo pada 29 Juli 1827. Dia lahir saat berkecamuk perang Diponegoro. Mengutip catatan sejarah Patih Djojodigdo yang ditulis Rahadi Priyo Sembodo disebutkan, pada usia 12 tahun dia mengikuti pamannya, Bupati Ngrowo yakni RMT Notowijojo 3 di Bono Tulungagung.
Saat dewasa, dia menjadi menantu Bupati Brebes, Nganjuk yakni RMT Pringgodigdo. Dari istri pertamanya, RA Djojodigdo lahir 10 putra. Selama hidupnya, Djojodigdo mempunyai empat istri dengan anak sebanyak 30 orang.
"Iya memang betul eyang saya punya empat garwo (istri) . Saya ini buyut terakhir dari anak ke 30 dari istri ke empat beliau," tutur Handojo Prijo Soetejo (49) ditemui di rumahnya, Rabu (5/9/2018).
Tujuh keturunan Eyang Digdo juga menjabat sebagai bupati di berbagai daerah di Jawa. Seperti Bupati Rembang, Tuban, dan Kulonprogo.
"Putra ke 3 dari istri pertamanya, yakni RMAA Djojoadhiningrat, merupakan suami RA Kartini (pahlawan emansipasi wanita) saat menjabat sebagai Bupati Rembang," imbuhnya.
Djojodigdo dilantik menjadi Patih Blitar pada 8 September 1877. Jabatan Patih pada saat itu, sebagai pelaksana administratur tertinggi di bawah Bupati. Djojodigdo pensiun pada tahun 1895.
Dalam buku catatan sejarah itu, juga diselipkan sebuah surat rahasia yang ditulis Residen Belanda di Kediri. Surat itu tertanggal 18 Maret 1878 yang ditujukan pada Gubernur Jenderal Belanda di Buitenzorg (sekarang Istana Bogor).
Isinya, tentang pencalonan Kepala Daerah Brebek, Nganjuk. Diantara beberapa nama yang diajukan, salah satunya menyebutkan Djojodigdo sebagai kandidatnya.
Salah satu warisan budaya Djojodigdo bagi Blitar adalah ritual Rampokan Macan. Acara yang digelar tiap hari raya ke tujuh (hari raya ketupat) ini kabarnya mengadu tujuh singa dengan manusia. Bertempat di Aloon-Aloon Kota Blitar, tujuannya menolak balak (bencana) terutama dari amukan lahar Gunung Kelud.
Sekarang Pemkab dan Pemkot Blitar tetap melanggengkan ritual itu. Namun hanya simbolis saja, menyesuaikan dengan peradaban jaman. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini