Para siswa yang semula duduk di kursi sontak berlindung di bawah meja. Beberapa saat kemudian mereka berlarian ke luar ruangan untuk berkumpul di halaman. Begitulah gambaran awal kegiatan Indian Ocean Wave Exercise 2018 (IOWave'18) di Kabupaten Pacitan, Rabu (5/9/2018).
"Ayo segera berkumpul di halaman. Ikuti perintah bapak ibu guru," seru petugas berseragam oranye dengan pengeras suara jinjing.
Para siswa laki-laki dan perempuan tersebut membentuk beberapa kelompok. Tiap kelompok dipandu seorang guru. Seiring aba-aba yang diberikan mereka lantas bergantian meninggalkan kawasan sekolah. Tujuan akhirnya lokasi Kandang Sapi, Dusun Jaten. Jaraknya sekitar 700 meter dari sekolah.
Para siswa tampak antusias. Sepanjang jalan sebagian siswa pria tampak berlari. Sedangkan murid perempuan lebih banyak berjalan cepat. Keringat menetes dari wajah polos mereka saat tiba di tempat perhentian. Maklum, meski jalanan beraspal namun jalur menuju titik kumpul cukup menanjak.
"Tadi sempat deg-degan pas dengar suara sirene," kata Ahwal Firdaus (8) siswa kelas 2 ditemui detikcom di titik kumpul. Sambil duduk menghilangkan penat, Ahwal dan ratusan siswa lain menikmati jatah air mineral dan makanan ringan dari sekolah.
Bocah yang tinggal di Lingkungan Barehan, Kalurahan Sidoharjo itu mengaku sudah mengetahui tata cara menyelamatkan diri jika terjadi potensi tsunami. Pasalnya, materi pengurangan risiko bencana rutin diajarkan ke sekolah. Lembaga pendidikan di Jalan WR Supratman menerapkan muatan lokal mitigasi bencana bagi para siswanya.
Kebijakan itu, terang Zainal Nuruddin, kepala madrasah, dilandasi kesadaran terhadap ancaman yang ada. Apalagi sekolah yang dipimpinnya hanya berjarak 300 meter dari Pantai Teleng yang merupakan bibir Samudera Indonesia. Di luar agenda IOWave, pihak sekolah bahkan menggelar simulasi rutin 2 kali setahun.
"Kami komitmen untuk dilaksanakan (simulasi) karena kita masuk di zona merah. Artinya apa? Kita selalu antisipasi. Kalau ada bencana kita harus siap siaga," paparnya terkait motif kegiatan yang diikuti 425 siswa tersebut.
Kegiatan simulasi merupakan tindaklanjut nota kesepahaman antara kantor kemenag setempat dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Upaya penguatan kapasitas masyarakat dalam pengurangan risiko bencana terus dibangun. Terlebih, Kabupaten Pacitan memiliki panjang pantai 70,2 Km.
Kawasan sepanjang itu masuk kategori rawan. Ini karena posisinya berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia, sekaligus dilalui lempeng Indo-Australia.
"Memang salah satunya untuk pengurangan risiko bencana. Kalau terjadi yang sesungguhnya, paling tidak itu tidak ada korban jiwa," ucap Windarto, Kepala Pelaksana BPBD Pacitan di sela pemantauan simulasi.
Saksikan juga video 'Saat Ratusan Pegawai BNPB Berhamburan Keluar Gedung':
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini