"Alhamdulilah mas, musim kemarau pasti kita mendapat berkah tangkapan ikan yang banyak diburu wisatawan," ungkap salah satu penjual ikan di Waduk Notopuro, Suti (53) kepada detikcom, Senin (3/9/2018).
Warga Dusun Tulung, Desa Sumberagung ini mengungkapkan, ada tiga jenis ikan yang kerap dijualnya yaitu ikan kutuk atau ikan gabus, ikan nila dan ikan tombro. Menurutnya, para pembeli merasa senang karena ikan yang dijual masih segar-segar, alias benar-benar baru ditangkap hari itu juga.
"Pengunjung senang karena ikannya segar, di sini langsung dijaring jadi hidup semua," paparnya.
Namun ditambahkan Suti, yang paling laris diserbu pengunjung adalah ikan nila. Suti pun tidak mematok harga yang tinggi untuk ikan-ikan yang dijualnya. Misalnya ikan tombro dihargai Rp 35 ribu perkilogram, sedangkan ikan nila hanya Rp 15 ribu perkilogram. Untuk ikan kutuk, ia menjual dengan harga Rp 30 ribu perkilogram.
Wanita yang akrab disapa Siti Pethik itu mengaku dalam sehari bisa menjual lebih dari 100 kg ikan, terutama di akhir pekan.
"Kalau hari Sabtu dan Minggu serta hari libur lumayan banyak. Pengunjung kesini bisa 100 kg lebih sehari. Kalau hari biasa antara 50 hingga 80 kg saja. Pendapatan kotor sehari antara Rp 2 sampai 3 juta," ungkapnya.
![]() |
Suti menambahkan, Waduk Notopuro mulai mengering sebelum puasa atau sekitar bulan Maret 2018. Sejak saat itu, ia mulai kecipratan berkah berjualan ikan musiman saat musim kemarau.
"Hanya musiman saja jualan ikan ini. Waktu musim kemarau saja. Kalau musim hujan waduk penuh air saya hanya jualan kopi di warung rumah, jarak sekitar 4 km dari waduk," tuturnya.
Salah seorang pengunjung yang juga membeli ikan dari Suti, Murni mengaku sengaja mampir untuk mencari ikan sebagai lauk di rumah.
"Ini saya beli nila buat dibawa pulang, kesukaan anak saya. Nanti dibakar di rumah. Suka beli disini, ikannya segar semua masih hidup," kata Murni (35), warga Magetan.
Meski mengering, Waduk Notopuro masih kerap dikunjungi warga untuk menikmati sore atau sekadar menghabiskan waktu luang. Pengunjung juga berfoto ria sambil melihat para penjaring ikan. Nampak pula pengunjung yang membawa pancing.
Dari lokasi ini, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan Gunung Pandan yang berada di perbatasan Madiun, Bojonegoro dan Nganjuk. Untuk masuk ke lokasi, pengunjung juga tidak dikenai retribusi apapun alias gratis. (lll/lll)