Misalnya saja, Indonesia berhasil memperkenalkan identitasnya ke masyarakat dunia sebagai bangsa yang menghargai perbedaan dengan persatuan. Hal ini terlihat dari bagaimana kekompakan atlet hingga masyarakat dalam menyambut event akbar ini.
"Bagi Indonesia, Asian Games menjadi ajang untuk menunjukkan kepada dunia soal identitas bangsa yang bangga bersatu dalam perbedaan," ujar Khofifah di Surabaya, Senin (3/9/2018).
Sepanjang Asian Games berlangsung, Khofifah mendapati dalam pagelaran ini tak terjadi sentimen suku, agama, ras dan antargolongan. Baginya, semua masyarakat Indonesia bahkan sepakat menghapus politik identitas, dan kompak beridentitas satu, Indonesia.
Baca juga: Data dan Fakta Terkait Asian Games 2018 |
"Semua anak bangsa sepakat menanggalkan politik identitas. Dari Sabang sampai Merauke, dari Mianggas sampai Rote kompak berteriak Indonesia," tambahnya.
Di kesempatan yang sama, Khofifah juga meminta warganet agar tak lagi saling menghujat sesama anak bangsa. Terlebih sempat geger di media sosial, terkait stuntman Presiden Joko Widodo, lipsync pedangdut Via Vallen saat pembukaan Asian Games, hingga aksi buka baju pebulutangkis Jonathan Christie.
"Stop saling menghujat, mari berlomba berbuat lebih produktif untuk bangsa," pesan Khofifah.
Tak hanya itu, Khofifah juga berterima kasih kepada semua atlet yang telah memperjuangkan medali untuk Indonesia. Para atlet ini mampu meraih 98 medali dengan rincian 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu hingga menempatkan Indonesia di peringkat keempat.
"Kalian sukses mengangkat harga diri dan martabat bangsa di mata dunia. Prestasi ini menambah lengkap kesuksesan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018," tandas khofifah. (iwd/iwd)











































