Yudis Ternyata Sudah Jalani Terapi Khusus Tapi Berhenti, Kenapa Ya?

Yudis Ternyata Sudah Jalani Terapi Khusus Tapi Berhenti, Kenapa Ya?

Sugeng Harianto - detikNews
Sabtu, 01 Sep 2018 19:58 WIB
Foto: Sugeng Harianto/File
Magetan - Evan Wahyudianto (9) alias Yudis, bocah bertubuh kurus kering, lumpuh dan tak bisa bicara asal Magetan ternyata sudah mendapatkan penanganan dari pemerintah setempat. Namun terapinya terpaksa berhenti di tengah jalan.

"Sudah setahun ini tidak bisa terapi, karena waktu itu saya hamil anak kedua saya ini (Hamid)," jelas ibu Yudis, Indah kepada detikcom, Sabtu (1/9/2018).

Padahal terapi itu seharusnya dilaksanakan sebulan sekali di RSUD dr Soedono dan RS Lanud Iswahjudi Madiun.

"Saran dokter dulu seharusnya sebulan sekali terapi. Tapi karena keadaan, terpaksa berhenti terapinya, saya hamil dan suami kalau libur kerja kita ndak dapat uang buat makan," paparnya.


Diakui Indah, Yudis memperlihatkan perkembangan yang berarti semenjak mendapatkan terapi tersebut.

"Ada perkembangan setelah terapi. Yang semula kaku, badan Yudis sekarang sudah bisa sedikit gerak lemas," ungkapnya.

Untuk saat ini, Indah juga masih kesulitan untuk melanjutkan terapi bagi Yudis karena tak memiliki kendaraan dan harus mengurus anak keduanya yang masih berusia 5 bulan. Kendati demikian, Indah ingin anaknya itu membaik.

"Tetap mau berobat mas kalau ada solusi yang antar jemput," ucapnya penuh harap.

Menanggapi hal itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, Furiana Kartini mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan aparat desa setempat untuk mengatasi persoalan tersebut.

"Akan kita koordinasikan dengan aparat pemerintahan di desa serta lintas sektor terkait. Karena kegiatan ini harus melibatkan semua, lintas sektor," ujarnya.


Diberitakan sebelumnya, Plt Kadinkes Kabupaten Magetan menyebut ada indikasi infeksi saraf otak sehingga menyebabkan bobot Yudis tak bertambah serta lumpuh.

"Soal tubuh Yudis kurus itu menurut dokter bahwa ada indikasi infeksi saraf otak sehingga menyebabkan cerebral palsy atau gangguan motorik, dan perlu adanya terapi khusus," ungkap Furiana.

Kondisi ini pulalah yang menyebabkan kelainan tumbuh kembang. Namun pihaknya telah memberikan pendampingan berupa terapi khusus yang dapat dilakukan di RSUD dr Soedono dan RS Lanud Iswahjudi Madiun.

"Keluarga juga mempunyai kartu KIS dan sampai saat ini juga tetap dalam pantauan Dinkes," pungkasnya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.