Agenda tahunan pemkab ini seakan menjadi sarana unjuk kreativitas. Beragam thema pun ditampilkan dengan iringan kentongan bambu. Tampilan makin sempurna dengan pernik properti, serta tata suara dan lampu.
Ruas Jalan Ahmad Yani, tepat di depan Titik O Km pun berubah menjadi panggung. Atraksi peserta dengan aneka kostum tradisional menciptakan kesan mewah tanpa kehilangan ruh tradisi. Mereka tampak total menunjukkan kebolehan di depan bupati dan dewan juri.
"Kami mencoba menampilkan thema 'Mantu Kucing'. Ini merupakan upacara adat untuk meminta hujan saat kemarau panjang," kata Suyitno, anggota grup ronthek asal Desa Purworejo kepada detikcom di lokasi, Kamis (30/8/2018) malam.
Beberapa grup ronthek asal desa lain menyajikan tampilan berbeda. Mereka menyuguhkan thema patriotik. Antara lain menggambarkan perjuangan rakyat melawan penjajah. Tak cukup dengan properti bernuansa bela negara, peserta pun melengkapinya dengan aksi teatrikal.
Itu seperti ditampilkan grup asal Kelurahan Pacitan yang beraksi pada kesempatan berikutnya. Para pemain tampak total memainkan peran masing-masing.
Ada yang berpakaian tradisional Jawa. Apa pula yang berkostum ala tentara lengkap dengan senapan tiruan berbahan kayu. Sementara pita merah putih melingkar di kepala.
"Senang sekali bisa ikut ambil bagian memeriahkan kegiatan ini. Meskipun latihannya belum terlalu lama mudah-mudahan tidak mengecewakan," kata Marno, anggota grup asal Kelurahan Pacitan.
Bupati Pacitan Indartato bersama Wakil Bupati Yudi Sumbogo antusias melihat penampilan peserta dari tribun utama. Lokasinya persis di depan garis start konvoi peserta. Bahkan orang nomor satu di Kota 1001 Gua itu tak segan memberi tepuk tangan.
"Saya berharap kegiatan ini menjadi agenda rutin sekaligus dapat dimasukkan ke dalam kalender wisata kita. Jadi bisa makin meningkatkan minat wisatawan datang ke Pacitan," ujar Bupati Indartato.
Konon Ronthek merupakan kependekan 'Ronda Thethek'. Ronda merupakan kegiatan keliling kampung untuk menjaga keamanan. Sedangkan 'Thethek' merupakan istilah untuk menyebut musik tabuh dengan instrumen kentongan.
Dalam perkembangannya musik bambu yang di beberapa daerah disebut 'Patrol' juga dimainkan untuk kepentingan pertunjukan. Pemerintah daerah pun menyediakan ajang kreativitas para seniman melalui gelaran Festival Ronthek.
Even tahun ini diikuti 36 regu. Mereka merupakan perwakilan desa dan kelurahan di Kecamatan Kota, serta perwakilan dari 12 kecamatan yang ada. Kompetisi digelar selama 3 hari hingga Sabtu (1/9/2018). (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini