Kebanggaan Keluarga Saat Atlet Panjat Tebing Asal Probolinggo Sabet Emas

Kebanggaan Keluarga Saat Atlet Panjat Tebing Asal Probolinggo Sabet Emas

M Rofiq - detikNews
Kamis, 30 Agu 2018 12:47 WIB
Sosok Rindi Sufiyanto, salah satu peraih emas Asian Games 2018 dari cabang panjat tebing. (Foto: Istimewa)
Probolinggo - Indonesia meraih emas ke-21 di Asian Games dari cabang panjat tebing nomor kecepatan estafet putra, Senin (27/8/2018) lalu. Emas tersebut dimenangkan oleh tim Indonesia 2 yang terdiri atas Muhammad Hinayah, Rindi Sufiyanto dan Abu Dzar Yulianto.

Salah satu atlet yang menenangkan emas itu ternyata adalah putra asli Kota Probolinggo. Dialah Rindi Sufriyanto.

Ditemui di kediamannya, Rina Hasnita yang merupakan kakak kandung Rindi mengaku senang dan bangga atas keberhasilan yang telah dicapai sang adik bersama rekan-rekannya itu.

"Tentunya ini prestasi yang cukup luar biasa pak, dan saya bangga serta bersyukur, karena adik saya bisa ikut mengharumkan nama bangsanya di kancah internasional," ujar Rina kepada detikcom, Kamis (30/08/2018).


Rina menambahkan keberhasilan yang diraih Rindi tak hanya menjadi kebanggaan keluarga tetapi juga warga Kota Probolinggo pada khususnya.

"Tadi sudah telepon bapak dan ibu, dan mereka senang semua. Puji syukur pak, kita semua bangga, termasuk teman-temannya di Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kota Probolinggo. Informasinya mereka juga nonton bareng tadi," tandasnya.

Di balik kesuksesan sang adik, Rina pun bercerita jika bakat Rindi dalam memanjat sudah terlihat sejak masih balita. Menurut Rina, sang adik kerap ketahuan menaiki tangga rumah tetangga mereka yang berlantai dua.

Kebanggaan Keluarga Saat Atlet Panjat Tebing Asal Probolinggo Sabet EmasRina Hasnita, kakak Rindi Sufiyanto memperlihatkan foto saat Rindi dikalungi medali emas. (Foto: M Rofiq)

"Dari kecil sudah terlihat pak, kalo Rindi suka naik-naik tangga, kalau pas diajak main ke rumah tetangga yang berlantai dua," tutur Rina.

Setelah beranjak remaja, Rindi menyadari kesukaannya pada kegiatan panjat-memanjat dan bergabung dengan Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kota Probolinggo. Lokasi latihannya berada di belakang GOR A Yani.

Di tempat itulah, Rindi mengasah kemampuannya mulai dari nol, baik berlatih fisik, skill maupun mentalnya sebagai atlet panjat tebing. Rindi sendiri diketahui menekuni panjat tebing sejak berusia 16 tahun atau saat ia duduk di bangku STM.


Ditambahkan Rina, pemuda kelahiran 15 Mei 1991 itu dikenal sebagai sosok yang pendiam dan tak banyak menuntut keluarganya. Sebab Rina dan Rindi sejak kecil tumbuh di tengah keluarga yang sangat sederhana.

Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Rindi ditinggal sang ibu yang mengadu nasib ke Malaysia. Sedangkan sang ayah hanyalah seorang buruh pabrik kabel. Sejak saat itu, Rindi tinggal bersama Rina di Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo.

Namun siapa sangka Rindi justru bisa mengharumkan tak hanya nama keluarga tetapi seluruh rakyat Indonesia dari panjat tebing yang ditekuninya.

"Anaknya nerimo pak, dan gak suka minta-minta ke keluarga. Makanya tahu Rindi menang, keluarga semuanya senang dan bangga, termasuk bapak ibunya yang tinggal di Jember," tutupnya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.