Dia pun membuktikan ide kreatifnya ini dengan membuat miniatur berbagai alat musik hingga alat transportasi. Karya ciamik ini berasal dari sampah-sampah yang ada di sekitarnya. Seperti memanfaatkan kayu-kayu bekas, botol mineral, plat besi, tulang ikan dan aneka barang yang tak terpakai sebagai material utama membuat aneka miniatur seperti gitar, drum, seruling, mobil, motor, kapal, bahkan ada pigora hingga lampu hias.
"Semua ini bahannya tak beli, saya ambil dan kumpulkan dari sampah di pantai, atau saya ambil di jalan-jalan," kata Taufik di rumahnya, Kamis (30/8/2018).
Pria yang berprofesi sebagai nelayan ini mengaku ide memanfaatkan bahan-bahan bekas muncul pada awal 2010. Dia bercerita, saat pulang melaut dia melihat banyak sampah kayu hingga botol plastik air mineral menumpuk di pantai. Tiba-tiba terpikir memanfaatkan bahan-bahan tersebut.
"Awalnya saya kumpulkan saja, lalu saya pilah-pilah mana yang bisa dimanfaatkan. Ada banyak tulang ikan juga saya kumpulkan," terang pria yang juga aktif di komunitas motor dan musik ini.
Saat waktu luang, ia akhirnya memulai mengutak-atik bahan-bahan bekas yang ia kumpulkan. Sekali dua kali gagal, dicoba lagi dan lagi. Hingga akhirnya ia berhasil membuat miniatur gitar dan motor.
![]() |
"Saya ototidak membuat miniatur. Saya awalnya menyalurkan hobi saja. Saya kan juga tergabung dalam komunitas Vespa dan juga sering main musik," ungkapnya.
Baca juga: Foto: Taman Terapung dari Sampah Daur Ulang |
Meski dibuat dari bahan bekas, Taufik tak mau setengah-setengah. Dengan peralatan seadanya seperti gergaji, cutter, penggaris dan lem, ia membuat miniatur dengan sepenuh hati. Ia mengerjakannya pada waktu luang di luar jadwal melaut.
Untuk menyelesaikan satu miniatur ia butuh waktu dua hari. "Yang terpenting adalah inovasi, ketenangan dan ketelatenan," terangnya.
Dari hasil karya tersebut, Taufik bisa menambah penghasilan selain pekerjaan utama sebagai nelayan. Hasil karyanya dibeli orang dari Mojokerto, Sidoarjo dan Jakarta seharga Rp100 ribu hingga Rp500 ribu tergantung jenis dan tingkat kerumitannya.
"Yang pesen masih teman-teman saya semua," terangnya.
Taufik mengaku kerajinan miniatur masih memiliki prospek yang bagus. Namun ia sadar untuk membesarkan usahanya tak mudah. Selain membutuhkan modal juga promosi yang masif.
"Pengen membuat galeri, tapi modalnya belum ada. Ini saja alat-alatnya sangat terbatas," pungkasnya. (fat/fat)