Sebarannya tak hanya di 3 kecamatan bagian barat. Yakni Pringkuku, Punung dan Donorojo. Fenomena kekeringan juga merambah wilayah utara dan timur. Seperti Kecamatan Arjosari, Bandar, Kebonagung dan Ngadirojo.
"Ini perkiraan dari BMKG sendiri untuk puncak musim kemarau kan bulan ini sampai pertengahan Oktober," kata Pujono, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan kepada detikcom, Selasa (28/8/2018).
Masih menurut Pujono, sebelum musim kemarau tiba pihaknya sudah melakukan antisipasi. Penanganan dilakukan mengacu data induk yang dimiliki BPBD. Langkah taktisnya dengan pengiriman air bersih ke wilayah yang membutuhkan.
Tindakan cepat itu, lanjut dia, juga dibarengi pencarian sumber air di lokasi berdekatan pemukiman. Jika ditemukan mata air dengan debit cukup, BPBD akan mengusulkan kepada pemerintah daerah untuk disedot dan disalurkan kepada warga.
"Langkah jangka panjangnya seperti itu. Tentu saja BPBD tidak bisa bergerak sendiri," terangnya seraya menjelaskan jika pembangunan sarana penyedot air bersih harus melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Tiap hari sedikitnya 5 tanki milik BPBD dikerahkan melakukan dropping air bersih ke wilayah masuk zona merah. Jika dalam perkembangannya jumlah itu belum memadai, lembaga yang menangani kebencanaan akan minta bantuan PDAM.
"Sebelumnya kita sudah membuat MoU dengan PDAM yang menyediakan 2 unit mobil tanki untuk membantu distribusi air bersih," pungkas Pujono. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini