Dengan Simontir, Bikin SIM di Surabaya Semakin Transparan

Dengan Simontir, Bikin SIM di Surabaya Semakin Transparan

Deni Prastyo Utomo - detikNews
Jumat, 24 Agu 2018 15:53 WIB
Foto: Deni Prastyo Utomo
Surabaya - Polisi terus menutup celah untuk terjadinya kecurangan dalam pembuatan SIM di Surabaya. Inovasi anyar yang memanfaatkan teknologi diaplikasikan dalam ujian praktik pembuatan SIM.

Inovasi ini adalah Monitoring Uji Praktek R2 Berbasis Digital (Simontir). Dengan Simontir, hasil ujian praktik langsung bisa diketahui sehingga tak ada celah bagi pemohon SIM untuk berbuat curang.

"Di era digital semua perangkat kita perbarui. Salah satunya uji praktek di Satpas Colombo ini. Rubber cone di dalam ujian praktik sudah terkoneksi di sistem monitor petugas yang langsung te-record hasilnya," ujar Kapolrestabes Surabaya Rudi Setiawan kepada wartawan di Satpas Colombo, (24/8/2018).

Rudi mengatakan para pemohon SIM harus bisa melewati rintangan dalam ujian praktik yang di setiap garis dan rubber cone telah dipasang alat berupa sensor getar. Jika motor pemohon SIM melewati garis dan menyenggol rubber cone, maka alat sensor tersebut mengirimkan sinyal dengan bunyi yang secara otomatis terekam dalam monitor yang dijaga petugas.


Dengan sistem tersebut, pemohon SIM akan bisa langsung mendapatkan hasil dari operator penguji dengan bukti struk yang bertuliskan hasil nilai serta bertuliskan gagal atau lulus.

Rudi menambahkan bahwa tujuan lain adanya Simontir ini adalah adalah untuk transparansi. "Harapannya dengan Simontir ini, para pemohon SIM yang lulus ujian memiliki SIM dengan validitas yang jelas. Mereka benar-benar cakap dan mampu mengendarai kendaraan. Sebab latar belakang Satpas melauching Simontir adalah angka kecelakaan mencapai 70 persen adalah karena human eror," ungkap Rudi.

Kasat Lantas Surabaya AKBP Eva Guna Pan Pandia mengatakan progam Simontir dibuat bekerjasama dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.

"Progam ini kami buat bersama dengan pihak ITS Surabaya yang membutuhkan waktu selama 3 bulan. Dengan mengunakan sensor getar," ujar Pandia.


Dengan sistem ini, pihaknya sekaligus untuk mengantisipasi jika ada oknum-oknum polisi dan masyarakat yang curang dalam mendapatkan SIM.

"Harapannya tidak ada yang main-main lagi baik petugas dan pemohon SIM baru. Karena lulus tidaknya nilainya langsung bisa keluar dari sistem tersebut dengan bukti lulus dan tidak," ungkap Pandia.

Setiap harinya di Satpas Colombo ada sekitar 100-150 pemohon SIM baru yang mengikuti ujian praktik. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.