Wakil Direktur Penunjang Medik RSUD dr Soetomo, dr Hendrian D Soebagjo mengatakan, dari diagnosa tim dokter, pihaknya menduga hampir seluruh pasien mengalami keracunan metanol.
"Kita duga gejala-gejalanya mirip keracunan metanol," kata dr Hendrian kepada wartawan, Senin (20/8/2018).
dr Hendrian menambahkan, pada Minggu (19/8), pihaknya menerima satu pasien dalam kondisi kritis dan pada akhirnya meninggal dunia. Namun sisanya dirawat dalam kondisi stabil.
"Ada satu pasien di ICU dalam perawatan intensif, pasien yang kondisinya agak membaik tapi perlu dimonitor, kemudian ada pasien yang terganggu penglihatannya," paparnya.
Sementara itu, Kepala Instalasi PKR RSUD dr Soetomo, dr Pesta Parulian mengatakan saat ini juga ada pasien yang sedang menjalani perawatan cuci darah.
"Kita masih merawatnya ya. Ada satu yang berat sudah kita dialisis, cuci darah, kita rawat di ICU. Ada dua dirawat di HCU," ujar Pesta.
Pesta menjelaskan ICU adalah ruangan di mana pasien sakit berat dan kritis dirawat secara khusus, dengan perlengkapan khusus, dipantau secara ketat dan dilakukan total care.
Sedangkan HCU merupakan unit pelayanan di rumah sakit bagi pasien dengan kondisi respirasi, hemodinamik dan kesadaran yang stabil tetapi memerlukan pengobatan, perawatan dan pengawasan ketat karena memiliki risiko terjadi ketidakstabilan sewaktu-waktu.
"Kalau sebagai dokter saya mengatakan ini mengkhawatirkan ya. Kalau sudah sampai cuci darah berarti racun-racun yang diminum itu belum tereliminasi oleh tubuhnya. Karena itu kita terus melakukan pengawasan," jelasnya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini