Manisnya Bisnis Sari Buah Salak dengan Omzet Rp 6 Juta/Bulan

Manisnya Bisnis Sari Buah Salak dengan Omzet Rp 6 Juta/Bulan

Enggran Eko Budianto - detikNews
Jumat, 17 Agu 2018 12:15 WIB
Proses terakhir, mengemas minuman sari buah salak ke dalam cup atau botol. (Foto: Enggran Eko Budianto)
Jombang - Hasil panen buah salak yang melimpah dimanfaatkan oleh ibu-ibu rumah tangga di Desa Jatirejo, Diwek, Jombang sebagai ladang bisnis. Mereka mengolah buah salak yang tak terjual menjadi minuman sari buah.

Inspirasi datang ketika Hari Raya Idul Fitri tiba. Ibu-ibu resah karena ingin membuat minuman yang khas untuk para tamu.

Secara kebetulan, saat panen raya tiba, harga salak di salah satu kampung penghasil salak ini anjlok hingga Rp 5 ribu/kg. Salak-salak yang tak terjual kemudian diolah menjadi minuman sari buah.

"Dengan kami olah menjadi sari buah, harganya jauh lebih tinggi daripada salak dijual berupa buah," kata Lutfiyah Widyastuti, salah seorang anggota PKK Desa Jatirejo kepada detikcom, Jumat (17/8/2018).


Dengan modal awal dari hasil patungan sebesar Rp 5 juta, ibu-ibu rumah tangga di Jatirejo ini memulai produksi mereka.

Proses pembuatan minuman sari buah dimulai dengan mencuci dan mengupas buah-buah salak segar lalu merebusnya.

Air rebusan buah salak itu lalu dicampur dengan gula pasir sebagai pemanis. Setelah dicampur dengan rempah-rempah sebagai penyedap, sari buah salak ini kembali direbus hingga matang.

Manisnya Bisnis Sari Buah Salak dengan Omzet Rp 6 Juta/BulanProses merebus buah salak. (Foto: Enggran Eko Budianto)

Sari buah salak itu lantas disaring supaya bersih. Baru kemudian dikemas menggunakan cup dan botol plastik. Produk minuman ringan ini kemudian diberi merk Salacca.

"Seminggu kami dua kali produksi, sekali produksi kami buat 28 kardus. Tiap kardus berisi 32 cup, harganya Rp 27 ribu per kardusnya," terang Lutfiyah.


Lutfiyah menambahkan, pemasaran Salacca juga masih di seputaran wilayah Jombang. "Kalau ke luar kota hanya melayani pesanan sanak saudara, misalnya ke Palembang, Lumajang, Jakarta," ujarnya.

Setelah sekitar setahun berjalan, barulah mereka merasakan untungnya. Diperkirakan omzet mereka dalam sebulan mencapai Rp 6 juta.

Kendati demikian, Lutfiyah mengaku masih belum bisa mengembangkan bisnis ini karena kesulitan pasokan modal. Selain itu, jangkauan pemasarannya juga belum terlalu luas.

"Selama ini kami hanya memutar modal awal Rp 5 juta, harapannya bisa dapat tambahan modal," tutupnya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.