"Gimana mau mengairi. Sumurnya nggak keluar air, keluarnya malah gas," ujar Kepala Dusun Ngepeh Suharwito (42) kepada detikcom di lokasi, Selasa (14/8/2018).
Suharwito mengatakan sawah warga di Dusun Ngepeh merupakan sawah tadah hujan. Bila musim kemarau, tak sedikit warga yang mengganti tanaman padinya dengan tanaman yang tak membutuhkan banyak air seperti jagung, kedelai, kacang, dan tanaman palawija lainnya.
Namun ada juga yang masih menanam padi. Mereka yang menanam padi biasanya adalah petani yang mempunyai sumur bor (artesis) atau yang sawahnya tak jauh dari lokasi sumur bor. Sumur ini difungsikan saat musim kemarau.
Suharwito mengatakan yang terdampak pertama adalah Sukinem, pemilik sumur yang menyemburkan gas. Sawah Sukinem seluas 3.400 meter persegi sudah mengalami kekeringan, tanahnya terlihat pecah-pecah karena kering. Tanaman padinya pun sebagian mati.
Sukinem juga tak bisa mengalirkan air dari sawah-sawah di sekitarnya karena tak ada sumur bor yang lain. Hanya Sukinem yang mempunyai sumur bor. Selain itu, sawah Sukinem juga terletak di bagian paling ujung.
"Seminggu sebelum keluar gas, sawah milik Sukinem sudah tak mengeluarkan air. Setelah itu malah keluar gas, baunya seperti gas elpiji," kata Suharwito.
Dikatakan Suharwito, saat ini Sukinem sudah pasrah dengan matinya tanaman padinya yang berumur tiga minggu itu. Sukinem hanya bisa ikhlas meski sudah mengeluarkan banyak biaya tanam sekitar Rp 2 juta.
"Sudah pasrah orangnya mau gimana lagi. Sumur yang keluarkan gas itu satu-satunya harapan hidup buat tanaman padinya," ungkap Suharwito.
Sementara itu, dampak semburan gas di sumur Sadikan juga membuat Sadikan kerepotan. Sadikan terpaksa harus membeli air dari sumur bor petani lain untuk mengairi sawahnya yang seluas 3.500 meter persegi. Untuk pembayarannya, Sadikan membayarnya dengan hasil panen padinya sebanyak 150 kg saat panen.
Munculnya gas dari dua sumur di Dusun Ngepeh Desa Bendo Kecamatan Padas hampir bersamaan dengan berhentinya semburan air setinggi 30 meter di Desa Sidolaju Kecamatan Widodaren. Sementara itu satu lagi sumur bor yang mengeluarkan gas yakni milik Muhajir di Dusun Karasan, Desa Waruk Tengah, Kecamatan Pangkur.
Bedanya, sumur Muhajir berada di dalam rumah dan juga berdampak tidak bisa menggunakan airnya. Untuk memasak dan mandi Muhajir terpaksa mengambil dari sumur musala. Dia menyambungkan selang dari dapur rumahnya dengan sumur musala sepanjang 20 meter.
Semburan gas di sumur Muhajir muncul dihari yang sama dengan munculnya semburan air, Minggu (5/8). Sehingga total semburan gas saat ini muncul di tiga titik di Kabupaten Ngawi. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini