"Kami awalnya dapat informasi dari KJRI jika biaya pemulangan jenazah ditanggung KJRI, tetapi besoknya pernyataan itu berubah, biaya dibebankan semua oleh keluarga, KJRI hanya memfasilitasi penyelesaian administrasi saja," ungkap ibunda Shinta, Umi Salamah saat ditemui detikcom di kediamannya, Selasa (14/8/2018).
Kembali ke pernyataan keluarga. Umi bukan tidak mau menanggung biaya pemulangan jenazah. Hanya saja ia baru saja mengirim uang perpanjangan visa untuk Shinta, dan jumlahnya cukup besar.
"Saya baru saja kirim uang. Untuk pemulangan jenazah tentunya saya tidak bisa langsung siap uang dengan jumlah banyak," ungkap Dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya ini.
Wanita berusia 55 tahun itu juga banyak mendengar cerita tentang sulitnya memulangkan jenazah dari luar negeri. Bahkan ibu dari rekan Shinta sendiri sempat menjadi korban oknum.
"Ibu dari teman Shinta cerita jadi korban diduga oknum, dengan habis miliaran untuk pemulangan jenazah," tuturnya.
Adik Shinta kemudian berinisiatif untuk menggalang donasi. "Kemudian adiknya Shinta menyampaikan permintaan dukungan lewat kitabisa.com. Banyak teman-teman Shinta, seperti di PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) dan sejumlah orang membantu sampai terkumpul cukup banyak, lebih dari Rp 111 juta," beber ibu tiga anak ini.
Namun saat penggalangan dana masih berlangsung, warga Jalan Bandulan 12, Sukun, Kota Malang ini kembali mendapatkan telepon dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), yang menyatakan jika semua biaya pemulangan tidak dibebankan kepada keluarga.
"Beberapa waktu kemudian Kemenlu telepon menyatakan menanggung semua biaya. Pernyataan yang berubah lagi, tetapi ada syaratnya yaitu memberikan surat keterangan tidak mampu," ujar Umi.
Syarat itu membuat Umi dan suaminya bimbang. Namun dengan pertimbangan agar jenazah putrinya dapat segera dipulangkan, Umi akhirnya menuruti syarat tersebut.
"Saat itu juga saya hentikan penggalangan dana lewat kitabisa.com. Karena Kemenlu sudah mau menanggung semua biaya pemulangan jenazah Shinta," lanjutnya.
Ditambahkan Umi, saat ini proses otopsi sudah selesai dilakukan. Rencananya jenazah dara berusia 24 tahun itu akan disemayamkan terlebih dahulu di Frankrut, Jerman, untuk disalatkan sebelum bertolak menuju Tanah Air.
"Kalau jadi berangkat Rabu, ya Kamis tiba disini," tutupnya.
KJRI Frankfurt menepis pernyataan keluarga. KJRI Frankfurt menyampaikan Pemerintah akan membantu biaya pemulangan dengan kelengkapan syarat administratif.
"KJRI Frankfurt tidak pernah mengatakan bahwa Pemerintah tidak dapat membantu. Atau meminta keluarga yang bayar," kata Konsul pada Konsulat Jenderal RI Frankfurt, Joneri Alimin.
"KJRI hanya sekali menanyakan terkait pemulangan jenazah, 'terkait dengan biaya pemulangan, dari pihak keluarga, kami bisa berkoordinasi dengan siapa, Pak?'. Bukan meminta keluarga untuk bayar. Ini kan harus dibicarakan dan dikoordinasikan dulu. Biaya pemulangan bisa tanggung pemerintah dengan kelengkapan administratif," tutur Joneri menambahkan.