"Gimana ya, antara sedih dan bahagialah semburan air berhenti. Bahagianya saya bisa segera bisa menanam padi. Kalau dukanya mesin pompa saya rusak belum bisa diperbaiki. Kalau membuat sumur lagi mahal sampai Rp 50 juta," kata Mujianto sambil bersandar di kayu jati kepada detikcom di lokasi, Minggu (12/8/2018).
Mujianto berharap ada solusi dari Pemkab Ngawi terkait persoalan dirinya. Dia pun membongkar rumah mesin pompanya dan menutup pipa sumur bor berukuran 6 inch dengan kain.
![]() |
"Sudah saya tutup dengan kain. Rumahnya saya bongkar dan rapikan," jelas pria usai makan siang di pinggir sawahnya.
Semburan air di Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren ini awalnya muncul bercampur lumpur, Minggu (5/8) sekitar pukul 05.00 WIB. Lokasi semburan berdekatan dengan Tol Ngawi-Mantingan KM 564. Dan hanya berjarak sekitar 100 meter di sisi selatan proyek Tol Ngawi-Mantingan. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini